JAKARTA (Panjimas.com) – Pasca dibubarkannya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Pemerintah Jokowi melalui Perppu No 2 Tahun 2017, tak menyurutkan semangat umat Islam dan eks HTI untuk tetap menyuarakan tegaknya khilafah. Buktinya, dalam Aksi 287 di sekitar Patung Kuda, kawasan Monas, Jakarta, panji-panji tauhid tetap berkibar, dan pekikan tegakkan khilafah masih terdengar.
Sebelum dilakukan orasi di dekat Patung Kuda, Kawasan Monas, Jakarta, peserta Aksi 287 berkumpul di Masjid Istiqlal untuk melakukan shalat Jum’at . Usai shalat Jum’at, massa Aksi 287 bergerak menuju Patung Kuda, Monas, dengan melakukan long march, sambil membawa bendera tauhid berwarna hitam dan putih berlafazkan Laa Ilaaha illallah.
Dalam pantauan Panjimas, tak ada kekhawatiran dari umat Islam saat membawa panji-panji Islam tersebut. Meski pengamanan dari pihak aparat telah bersiap siaga sejak pagi hari di kawasan tersebut. Yang pasti, saat melakukan aksi, umat Islam yang hadir berjalan tertib, damai dan tetap berakhlakul karimah. Tidak ada sampah dan rumput yang dinjak, seperti halnya Aksi 212 sebelumnya.
Ketua Presidium Alumni 212 Ustadz Ansufri Idrus Sambo dalam orasinya mengatakan, berbagai cara dilakukan untuk menggembosi Aksi 287 agar tidak terlaksana. Tapi, hari ini kita berkumpul dengan membawa panji-panji Islam tanpa rasa khawatir. Jangan ada yang melarang bendera kalimat tauhid.
Dalam aksi tersebut, sekitar 50 pengacara (advokat) diutus untuk menjadi delegasi Presidium Alumni 212 dengan mendatangi Mahkamah Konstitusi, tak jauh di sekitar Monas. Kedatangan para advokat ini dalam rangka mendesak MK agar membatal dan mencabut Perppu No 02 Tahun 2017.
Slamet Ma’arif, salah seorang anggota Presidium Alumni 212, menyampaikan salam dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. “Habib minta umat Islam agar mendoakan beliau agar diberi kesehatan dan dimudahkan urusaannya, sehingga bisa berkumpul untuk berjuang bersama kita lagi.”
Dikatakan Slamet, Ormas Islam itu ada sebelum Indonesia lahir Ormas Islam lah yang memperjuangkan kemerdekaan negeri ini. Setelah Indonesia merdeka, keberadaan Ormas Islam malah mau dibubarkan.
“Yang kita juga sesalkan adalah Pmerintah ingin dana haji sebesar Rp 90 trilyun untuk membangun infratsruktur. Padahal di dalam dana haji itu ada uangnya jamaah Hizbut Tahrir Indonesia. Uangnya mau diambil, tapi kok ormasnya dibubarkan. Nggak tahu malu!”
Presidium Alumni 212 berharap MK berlaku adil untuk segera membatalkan Perppu pembubaran ormas, kemudian mencabut kembali Perppu tersebut. (desastian)