ANKARA, (Panjimas.com) – Parlemen Turki mendesak negara-negara Islam dan masyarakat internasional bersikap reaktif terhadap “pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan beragama di Yerusalem”.
Ismail Kahraman, yang berbicara menanggapi krisis yang sedang berlangsung di Yerusalem, mengatakan pemasangan detektor logam di sebuah situs suci Islam di Al-Quds, seperti “memperlakukan Muslim seolah-olah mereka adalah teroris”, seperti dilansir Anadolu.
Dalam pidatonya di Majelis Tinggi Nasional Turki di Ankara, Kahraman mengatakan “Penindasan yang terus-menerus terhadap rakyat Palestina adalah salah dan tidak dapat diterima. Kebijakan keamanan yang dilakukan oleh Israel bertentangan dengan kebebasan beragama dan hak asasi manusia.”
Sebelumnya, pada hari Senin (24/07) Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Israel menuju isolasi karena tindakan yang dilakukannya di kompleks Al-Aqsa di Yerusalem Timur.
“Menyatakan orang-orang Muslim yang datang untuk beribadah dengan teroris adalah hal sangat tak masuk akal,” kata Erdogan pada sebuah konferensi pers di Bandara Internasional Esenboga setelah kembali dari kunjungan dua hari ke kawasan Teluk.
Langkah-langkah yang mengabaikan hak-hak Muslim untuk beribadah dan mengabaikan kesucian Al-Aqsa meningkatkan ketegangan bahkan lebih dari itu, katanya.
“Israel, dengan mengabaikan peraturan hukum, tidak hanya merugikan dirinya sendiri tapi juga seluruh wilayah”, pungkas Erdogan.[IZ]