JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’aruf Amin saat memberi sambutan pada Milad MUI ke- 42 di Balai Sarbini, Jakarta, Rabu (25/7) menegaskan, pergantian kekuasan yang tidak sesuai konstitusi harus dicegah.
“Dalam mengawal bangsa dan negara, MUI berpandangan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final. Karena itu umat Islam Indonesia wajib melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara. MUI tidak mentolerir segala bentuk pengkhianatan dan ideologi apapun,” kata KH. Ma’ruf Amin.
Lebih lanjut, KH. Ma’ruf Amin mengatakan, banyak hal yang sudah dilakukkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam berkhidmat kepada umat dan bangsa. MUI berupaya untuk tetap istiqamah dalam menjaga umat dari segala penyimpangan dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara
Dikatakan KH. Ma’ruf, komitmen kebangsaan ini, dalam pandangan MUI, Indonesia adalah wilayah kesepakatan, bukan Darul Islam, bukan Darul Kafirdan juga bukan Darul Harb (perang).
“Hubungan muslim dan non muslim saling berjanji untuk hidup damai, saling menyayangi, saling membantu, saling memerlukan dan tolong menolong. Karena itu, NKRI adalah negara kesepakatan, bersama elemen bangsa harus saling berdampingan.”
Hadir sejumlah tokoh dalam Milad MUI tersebut diantaranya, Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Pimpinan Daarut Tauhid KH. Abdullah Gymnastiar, Ustadz Bachtiar Nasir, Din Syamsuddin dan para ulama lainnya. (desastian)