BEKASI (Panjimas.com) -Sudah hampir dua pekan, sejak suaminya (Muhammad Hidayat) ditahan, Sang istri, Rahayuningsih harus menerima kenyataan suaminya yang sedang berjuang menyampaikan haknya sebagai warga negara yang baik (menyuarakan kebenaran) harus ditahan di tahanan rutan Polda Metro Jaya.
Saat Panjimas menyambangi kediaman dari Muhammad Hidayat di daerah Bekasi pada hari Selasa (25/7/17), tampak istrinya begitu terlihat lelah, tapi berusaha menerima kehadiran Panjimas di rumahnya dengan wajah tersenyum dan senang menerima kedatangan Panjimas sore itu. Seakan menutupi keletihan dan capenya mengurus anak anaknya di rumah. Setiap dua hari sekali dirinya juga harus menjenguk dan mengurus keperluan suaminya di tahanan.
“Sejak abinya ditahan saya yang harus mengurus semuanya kesana kemari. Karena abinya waktu itu belum ada kuasa hukum yang mendampinginya. Tapi sekarang, alhamdulillah udah ada. Terakhir kemarin saya kesana (ke rutan) bersama tim penasihat hukum yang bersedia membantu abinya nanti,” ujar Rahayu.
Seperti sudah diketahui, Muhammad Hidayat adalah yang melakukan pelaporan terhadap Kaesang Pangarep (Putra bungsu Presiden) yang dilaporkan melakukan ujaran kebencian yang menyampaikan beberapa dari ajaran Islam dianggapnya terlalu mengekang dan dikatakan kalo ajaran Islam itu “ndeso”. Tapi justru laporan tentang hal itu malah tidak diproses dan ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian. Sekarang malah Muhammad Hidayat harus masuk tahanan Polda untuk kasus video ujaran kebencian yang dilakukan Kapolda Metro Jaya pada saat aksi bela Islam 411 yang lalu.
“Saat ini abinya melalukan aksi mogok makan dari saat pertama ditahan sampai saat ini (sudah 13 hari). Aksi mogok makan ini menurut abinya adalah sebagai bagian dari protes dan perjuangan mendapatkan keadilan atas melawan kezoliman hukum yang abinya diperlakukan saat ini,” ujar Rahayu sambil menahan nada suaranya dan terlihat matanya berkaca kaca.
Ketika ditanyakan bagaimana kondisi pak Hidayat saat ini di Rutan sana. Istrinya mengatakan bahwa kondisi suaminya sudah semakin lemah dan lemas. Istrinya juga berencana mencari tim medis dari muslim. Karena kata istrinya, suaminya tidak mau diperiksa oleh tim medis dari pihak polda sana.
“Saat saya sampaikan ke abinya kondisinya yang semakin melemah, abi nya cuma bilang, “Sabar yah, Mi..kita lagi berjuang dan lagi diuji Allah melalui musibah ini. Ini belum seberapa dibanding saudara saudara kita di Afrika sana, yang menahan kelaparan selama berapa bulan lamanya,” ujar Rahayu
Itu juga belum seberapa dibanding saudara saudara kita di Palestina sana yang harus bertaruh nyawa hidup dan mati serta ketidak pastian hidup disana. “Jadi ummi harus bersabar dan berserah diri sama Allah atas ujian yang dikasih ke kita,” tutur Rahayu sambil sekali mengelap air matanya yang mulai menggenang.(edy)