JAKARTA, (Panjimas.com) – Dalam rangka terus memperjuangkan isu Palestina di dunia internasional, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, mengakui pentingnya melakukan pembicaraan dengan Yordania, hal ini dikarenakan Raja Yordania merupakan pihak yang diamanahi dalam urusan Masjid Al-Aqsa.
Oleh karena itu, Indonesia terus berupaya melakukan komunikasi intensif dengan Yordania terkait ketegangan yang terjadi di Al-Aqsa.
“Saya perlu berbicara dengan Yordania, menyampaikan posisi kita, mendengarkan concern dia seperti apa, dan saya menyampaikan apa yang bisa kita lakukan bersama untuk mencegah meningkatnya ekskalasi,” papar Retno Marsudi, saat berbicara dengan Republika, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (25/07).
Dalam percakapan dengan Menlu Yordania, Ayman Safadi, pada Senin (24/07), Retno LP Marsudi menegaskan tiga hal yang terkait dengan sikap Indonesia.
Pertama, Indonesia mengecam pembatasan akses ibadah di al-Aqsha, karena beribadah dinilai sebagai hak yang harus dihormati.
Kedua, Indonesia khawatir situasi yang semakin memanas akan mengubah status quo al-Aqsa. Oleh karena itu, Indonesia menyerukan pentingnya mempertahankan status quo di wilayah tersebut.
“Ketiga, Indonesia mengharapkan agar kekerasan diakhiri, kita tidak ingin kekerasan berlanjut dan memakan korban. Kita melihat korban jatuh dan luka-luka, kita sangat tidak mau hal itu terjadi,” pungkas Retno.
Untuk mengetahui kondisi terbaru di Kompleks Masjid al-Aqsha, Retno Marsudi berkomunikasi secara intens dengan Duta Besar RI di Amman Yordania, Andy Rachmianto.
Retno mengatakan, ia telah mendapatkan kabar mengenai pembongkaran detektor logam di al-Aqsa, namun ia meminta Dubes untuk tetap memeriksa apakah Israel masih memasang perangkat keamanan lainnya.
“Pagi biasanya saya melakukan komunikasi dengan Amman untuk mendapatkan update kondisi lapangan seperti apa. Saya dapat foto tadi pagi pembongkaran metal detector,” pungkasnya, Selasa (25/07).[IZ]