ALGIERS, (Panjimas.com) – Organisasi perlawanan Palestina Hamas membantah laporan mengenai pihaknya yang meminta Aljazair untuk menjadi tuan rumah pertemuan bagi beberapa pemimpin senior Hamas di tengah krisis Teluk antara Qatar dan negara-negara tetangga Arab.
Pekan lalu, surat kabar Al-Sharq al-Awsat yang berbasis di London, mengutip sumber Palestina, mengatakan bahwa Hamas berusaha untuk mengadakan pertemuan di Aljazair.
Al-Sharq al-Awsat mengklaim bahwa langkah tersebut dilakukan setelah pemimpin Hamas dipaksa keluar dari Qatar, yang diboikot oleh empat negara Arab, yang menuding Doha mendukung terorisme.
Surat Kabar tersebut mengatakan bahwa Hamas telah membuat permintaan resmi ke Aljazair untuk menggelar pertemuan pimpinannya di negara tersebut. Akan tetapi, Aljazair belum menanggapi permintaan Hamas tersebut.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri, bagaimanapun, menolak laporan tersebut, dan mengatakan laporan itu tidak benar.
“Bagi Aljazair, kami tidak memerlukan kehadiran [pemimpin kami] sejak masalah Palestina dan Hamas terukir di jantung setiap warga Aljazair,” katanya dalam sebuah konferensi pers yang menandai persatuan antara Gerakan Aljazair untuk Masyarakat Damai dan Front Taghyir, Sabtu (22/07), seperti dilansir dari Anadolu.
“Kami bangga dengan negara ini dan kepemimpinannya, dan kami tidak membutuhkan pemimpin [Hamas] untuk mewakili kami di sini,” pungkas Abu Zuhri.
Untuk diketahui, Aljazair adalah salah satu negara Arab yang menolak untuk mengklasifikasikan Hamas atau Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.[IZ]