MOSKOW, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Rusia dan Menteri Luar Negeri Qatar pada hari Senin bertukar pandangan mengenai upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meredakan ketegangan hubungan antara Qatar dan negara-negara Teluk Arab lainnya.
“Sergey Lavrov menegaskan kembali posisi Rusia mengenai penyelesaian konflik ini melalui negosiasi berdasarkan rasa saling menghormati kepentingan dan keprihatinan negara-negara yang terlibat,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip dari AA.
Lavrov melakukan percakapan telepon dengan Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, di mana Lavror mengatakan bahwa penyelesaian yang cepat akan membantu mengkonsolidasikan upaya negara-negara regional dalam perang melawan terorisme internasional, tambah pernyataan Kemlu Rusia tersebut.
Pada tanggal 5 Juni, lima negara Arab – Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman – secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar,dan menuduhnya mendukung terorisme.
Mauritania menyusul segera setelahnya, sementara Yordania menurunkan perwakilan diplomatiknya di Doha.
Arab Saudi juga telah menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, secara geografis mengisolasi negara Teluk kecil itu.
Doha dengan keras membantah tuduhan itu mendukung terorisme, menggambarkan usaha untuk mengisolasinya itu sebagai suatu langkah yang “tidak dapat dibenarkan”.
Turki, sebagai sekutu lama Qatar, sejak peristiwa itu bergegas memberikan bantuan ke Doha, mengirim sejumlah besar bantuan kemanusiaan – di samping tentara – ke negara Teluk Arab itu.[IZ]