ANKARA, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Jumat (21/07) mengadakan percakapan telepon dengan rekannya Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengenai ketegangan baru-baru ini setelah Israel memberlakukan pembatasan akses umat Islam terhadap kompleks Al-Aqsa di Yerusalem, seperti dilansir Anadolu.
Menurut sumber diplomatik, Cavuoglu dan Riyad al-Malki membahas perkembangan terakhir di sana.
Warga Palestina menggelar aksi demonstrasi besar-besaran untuk menentang langkah-langkah keamanan Israel yang membatasi akses umat Islam ke Masjid Al-Aqsa.
Pada hari Rabu (19/07), Tentara Israel melukai sembilan warga Palestina dan menangkap empat lainnya selama aksi demonstrasi di Tepi Barat yang menentang penutupan tersebut.
Sejak hari Ahad (16/07), Gelombang aksi Protes dimulai setelah pimpinan Masjid Al-Aqsa menyerukan umat Islam untuk memboikot kebijakan detektor logam baru yang dipasang di pintu masuk Masjid setelah baku tembak mematikan pekan lalu.
Tindakan keamanan baru ini telah menyebabkan gelombang kemarahan di kalangan warga Palestina, yang meminta segera dihapuskannya kebijakan detektor logam
Israel berdalih membela langkah kontroversial tersebut, mengklaim bahwa hal itu tidak berbeda dengan tindakan pengamanan di tempat-tempat suci lainnya di seluruh dunia. Masjid Al-Aqsa adalah situs paling suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi Madinah.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah tahun 1967. Israel kemudian mencaplok kota Yerusalem pada tahun 1980, mengklaim bahwa seluruh Yerusalem sebagai ibukota “abadi” negara Yahudi, namun langkah itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.[IZ]