KHARTOUM (Panjimas.com) — Komunitas Persaudaran Muslimin Sudan, Kamis (20/07) mengumumkan bahwa para Imam dari 100 Masjid di Khartoum telah sepakat untuk membahas situasi krisis di Masjid Al-Aqsa dalam khotbah-khotbah mereka, Jumat (21/07).
Kepala Dewan Pengawas Komunitas Persaudaran Muslimin Sudan, Muhammad Al-Amin Khalifa, mengatakan dalam sebuah konferensi pers: “Apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa adalah masalah serius dan setiap orang harus mengambil sikap tegas untuk kebebasan dan kedamaian.Kita harus berdiri bersama dan jika kita tidak bersatu atas kebenaran, maka kita akan dikalahkan”, tegasnya.
Duta Besar Palestina untuk Khartoum, Sameer Abdul-Jabbar, menekankan: “Kebutuhan untuk melanjutkan perjuangan serta upaya mendukung perjuangan rakyat Palestina setiap harinya. Kita juga harus menghindari reaksi saat ini karena tidak layak dilakukan. ”
Duta Besar Palestina untuk Suadn itu juga mencatat “masyarakat Palestina, terlepas dari afiliasi politik dan sektarian mereka, secara kategoris menolak gerbang elektronik (detektor logam) yang ditempatkan di pintu masuk Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel.”
“Perdamaian dan persatuan tidak akan tercapai di dunia ini kecuali jika masalah Yerusalem dipecahkan,” imbuhnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Islam, Raja Hassan Khalifa, mengatakan: “Pintu elektronik (detektor logam) di depan Al-Aqsa adalah penodaan baru dari Israel, dan harus segera dihapus”, mengutip laporan MEMO.
“Pintu elektronik ini merupakan bentuk penghinaan untuk mengendalikan Masjid Al-Aqsa”, pungkasnya.
Sejak hari Ahad (16/07), Gelombang aksi Protes dimulai setelah pimpinan Masjid Al-Aqsa menyerukan umat Islam untuk memboikot kebijakan detektor logam baru yang dipasang di pintu masuk Masjid setelah baku tembak mematikan pekan lalu.
Tindakan keamanan baru ini telah menyebabkan gelombang kemarahan di kalangan warga Palestina, yang meminta segera dihapuskannya kebijakan detektor logam
Israel berdalih membela langkah kontroversial tersebut, mengklaim bahwa hal itu tidak berbeda dengan tindakan pengamanan di tempat-tempat suci lainnya di seluruh dunia. Masjid Al-Aqsa adalah situs paling suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi Madinah.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah tahun 1967. Israel kemudian mencaplok kota Yerusalem pada tahun 1980, mengklaim bahwa seluruh Yerusalem sebagai ibukota “abadi” negara Yahudi, namun langkah itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.[IZ]