KARANGANYAR (Panjimas.com)– Kegentingan Negara dan ancaman perpecahan bangsa, menurut tokoh reformasi, Prof. Amin Rais, karena lemahnya Presiden Jokowi yang menjalin hubungan dengan umat Islam.
“Saya melihat kelemahan Jokowi kurang simpatik terhadap umat Islam,” kata mantan Ketua PP Muhammadiyah, usai kajian pelepasan Jamaah Calon Haji (JCH) di RS PKU Muhammadiyah, Karanganyar, Jumat malam (21/7/2017).
Politikus yang pernah menjabat Ketua MPR periode 1999-2004 itu menilai pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bentuk nyata rezim Jokowi membuat perpecahan antara pemerintah dan umat Islam.
“HTI dibubarkan dengan Perppu, ini malah menambah semakin melebar jarak antara umat Islam dengan pak Jokowi,” ujarnya.
Amin Rais menyebut bahwa Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menhumham) sebagai tukang pemecah belah. Ungkapnya, tentu atas persetujuan Presiden Jokowi.
“Terasa bahwa Menteri Yasonna itu memang tukang Pecah belah. Jadi mecah belah Golkar, mecah belah PPP, mecah belah apalagi saya nggak tahu. Tentu ini atas persetujuan Jokowi, karena tidak mungkin Menteri jalan sendiri,” tandasnya.
Untuk itu, Amin Rais mengusulkan Jokowi segera memperbaiki kinerja, ekonomi dan kedaulatan Indonesia, meski masa kerja tinggal separuh waktu.
“Sesama wong Solo, saya kasih masukan, pak Jokowi anda tinggal separuh waktu. Tolong diperbaiki kinerjanya, yang jelas kritik saya adalah, ekonomi kita sudah sangat rapuh, kekuasaan, kedaulatan Indonesia sudah hampir habis diambil alih Asing dan Aseng,” ucap dia. (SY)