YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Ustadz Felix Siauw saat di Masjid Al Firdaus, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, menjelaskan bahwa dua kelompok beriman bisa saling berperang sebab adanya kesalahpahaman. Dalam Surat Al Hujurat ayat 9, dia jelaskan thoifataini, berperang maka damaikanlah.
“Ketika Ali dan Muawiyah berperang, dalam al quran saja, Allah katakan ada dua Thoifah, dua kelompok tapi sama-sama beriman. Artinya apa? Bisa jadi dua kelompok berperang satu sama lain, itu kita pahami. Makanya bisa saja terjadi kesalah pahaman, Alhamdulilah ustadz Sholihuddin menjumpakan kita disini sehingga kecurigaan hilang,” kata Felix dihadapan Banser dan Ormas Islam Jogja, Rabu (19/7/2017).
Felix yang dituduh wahabi dan takfiri, ketika itu membeberkan bahwa semua hanyalah tuduhan yang tidak pernah dirinya diajak tabayyun. Terkait Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Felix membenarkan HTI sebagai wadah organisasinya. Kata dia, di hari kiamat Allah tidak minta pertanggungjawaban HTI.
“Termasuk wahabi dan takfiri, saya masuk Islam 15 tahun, saya merasa tidak ada pemberian Allah yang lebih bagus daripada Islam. Nggak mungkin saya mengkafirkan orang Islam dari awal. Tuduhan Wahabi, saya tidak pernah nyantri di arab, dan sama teman-teman wahabi malah dituduh muktazilah. Alhamdulillah, yang belum malah dituduh kader PKI aja, yang belum,” ucapnya diikuti tawa paserta.
Disaksikan anggota Banser-Ansor dan Ormas Islam dari Kokam, FJI, Majelis Mujahidin, MCY, JAS, Harokah Islamiyah, AMFUI dan yang lain, Felix merasa terharu. Dia tidak merasa mereka menjadi sebuah ancaman. Justru yang dirasakannya ukhuwah yang kuat ketika mereka duduk bersama menjaga kajiannya.
“Saya tidak pernah menyebut dalam publik Banser dan Ansor, meski nyata-nyata ormas tersebut yang melakukan penolakan. NU ini kan ormas terbesar, dan kita tidak pernah menganggap Banser ini sebuah halangan bagi kita,” tandasnya. [SY]