SOLO (Panjimas.com) – Meski Kebijakan lima hari sekolah oleh Menteri Pendidikan, Muhadjir Effendy, sudah dibatalkan pemerintah, namun ada 8 sekolah di Solo, melakukan percobaan kebijakan tersebut.
Diantara sekolah yang melakukan percobaan tersebut yakni, SMA 6 Solo, SMA 7 Solo, SMA Pelita Nusantara, SMA Muhammadiyah 1 Solo, SMA Muhammadiyah 2 Solo, SMA Muhammadiyah 3 Solo, dan SMA Muhammadiyah 6 Solo.
Dari penelusuran Panjimas.com dua kepala Sekolah yakni SMA Muhammadiyah 1 Solo, dan SMA Muhammadiyah 2 Solo belum bisa dikonfirmasi, sebab ada agenda tamu.
Humas SMA Muhammadiyah 2 Solo, Muhammad Waluyo Hadi mengaku kebijakan memang sudah dilaksanakan mulai hari ini bersamaan dengan masuk hari pertama murid baru.
Lebih lanjut, Dewi Wulandari, Bidang Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Solo mengatakan, pihaknya siap mendukung kebijakan dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk melakukan percobaan lima hari sekolah.
“Kita harus mendukung dari PP Muhammadiyah. Mata pelajaran (mapel) yang di UN-kan, jam pelajaran tidak bisa ditambahkan terlalu banyak. Tapi akan tetap kita laksanakan sebab sosialisasi sudah sabtu kemarin. Siswa insyaAllah sudah persiapan hingga sampai jam 5 sore,” ujarnya, Senin (17/7/2017).
Dewi telah melakukan perubahan jadwal kurikulum baik yang baru maupun fullday. Pemadatan jadwal pelajaran ektra kurikuler pun harus dilakukan. Dia berharap hari libur siswa lebih fokus melakukan oekerhaan rumah dan pembinaan karakter dengan keluarga.
“Untuk pembelajaran ada peningkatan meski 5 hari sekolah. Sabtu, ahad, kita berharap siswa-siswi bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan pembinaan karakter dengan keluarga,” katanya.
Senada dengan Dewi, Drs Willys Sari L, M.Pd, humas SMA Muhammadiyah 1 Solo mengaku pihaknya sudah menginformasikan kebijakan percobaan tersebut kepada anak didiknya. Namun demikian, dirinya belum bisa memberikan keterangan sejauh mana efektifitas kebijakan tersebut.
“Sejak pertama masuk sudah kita informasikan bawa bekal nasi dari rumah,” ucapnya.
Sementara itu, Nirmala, salah satu siswa baru SMA Muhammadiyah 2 Solo menilai kebijakan tersebut memberatkan. “Lebih enak 6 hari sekolah, sebab pulang sore capek dan dirumah masih perlu bantu pekerjaan orang tua,” ucapnya.
Familiya, kelas 11 SMA Muhammadiyah 2 Solo juga merasa tidak efektif pembelajaran 5 hari. Kendala transportasi bagi murid yang rumah jauh menjadi semakin pelik.
“Ini kurang efektif di Sekolah Muhammadiyah kan sudah 9 jam pelajaran, pulang juga sudah sore. Untuk kelas tiga bisa jadi malasah karena pulang paling sore. Dan untuk transportasi ada anak yang rumah jauh bisa semakin malam,” ungkap Familiya. [SY]