JAKARTA (Panjimas.com) – “Tentu kita semua merasa prihatin atas musibah ditetapkannya Setyanovanto sebagai tersangka dalam kasus Megaskandal korupsi e-KTP. Sebagai kader Golkar saya tentu juga merasa sedih dengan semakin kuatnya dugaan SN sebagai aktor utama dalam kasus itu.”
Hal itu dikatakan Ahmad Doli Kurnia kepada Panjimas, Selasa (18/7), kader Golkar dalam merespon status tersangka Setyanovanto, rekannya sesama kader Golkar.
Sebagai kader yang memiliki komitmen yang tinggi, kata Doli, harus lebih mengedepankan kepentingan yang lebih besar bagi partai, bangsa, dan negara.
“Oleh karena itu, sejak awal ketika SN disebut namanya di dalam dakwaan pada sidang pertama tersangka Irman dan Sugiharto, saya sudah menyarankan saat itu agar beliau segera mengundurkan diri dan keluarga besar Golkar dan segera menyiapkan diri melakukan pergantian kepemimpinan baru di DPP. Itu perlu dilakukan demi penyelamatan partai,” kata Doli.
Doli berpandangan, fakta dalam tiga bulan terakhir ini, setiap kali ada persidangan dan pemeriksaan saksi, nama SN selalu disebut dan secara otomatis pasti Golkar tersandera dan terbawa-terbawa negatif. Ditetapkannya SN sebagai tersangka saat ini, tidak ada jalan lain, demi menjaga nama partai SN harus mengundurkan diri dari Ketua Umum DPP Golkar dan Ketua DPR RI.
“Agar citra partai Golkar dan DPR tidak terikut terus merosot. Apalagi bagi Golkar jangan sampai urusan pribadi SN, mengganggu urusan konsolidasi partai dalam menghadapi agenda-agenda politik strategis ke depan. Pilkada serentak 2018 sudah di depan mata dan persiapan Pileg dan Pilpres 2019 tidak bisa ditunda,” ungkap Doli.
“Jadi tidak ada jalan lain DPP dengan semua perangkatnya termasuk Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar harus segera melakukan rapat untuk mengambil sikap mempersiapkan Munaslub,” harap Doli. (desastian)