JAKARTA (Panjimas.com) – Setelah dipersiapkan dengan matang sejak Ramadhan lalu, akhirnya tim Ekspedisi Syahadat Gerakan Peduli Masyarakat Pedalaman (GPMP) tadi malam, Ahad (16/7) berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Ternate kemudian masuk ke pedalaman Halmahera.
Dikatakan Ketua Umum Gerakan Peduli Masyarakat Pedalaman (GPMP), Devina Andiviaty, persiapan tim Ekspedisi Syahadat GPMP sudah final. Ada banyak pihak yang mensupport dakwah GPMP, terutama dalam misi ini, diantaranya dengan Sedekah Oksigen, Rumah zakat, Pecinta Anak Yatim dan Rumah kaos.
“Secara umum, Insya Allah persiapannya sudah matang. Kami punya tim yang profesional di bidangnya, baik kameramen maupun fotografer. Dalam hal ini, kami bekerjasama dengan Zanetta untuk penyediaan perangkat yang terbaik,” kata Devina, ahwat yang pernah belajar di Daarut Tauhid, Bandung ini kepada Panjimas.
Mengapa disebut “Ekspedisi Syahadat”? Devina menjelaskan, tujuan utama program Gerakan Peduli Masyarakat Pedalaman adalah untuk menyelamatkan kelompok masyarakat, dalam hal ini Suku Togutil, yang ada di pedalam Halmahera dari masa jahiliyah menuju cahaya Islam.
“Ini adalah misi awal kami untuk membantu mereka. Setidaknya menjadi pembuka jalan awal kebaikan untuk mencerahkan kehidupan suku Togutil dari gelap menuju terang. Yang pasti, tidak ada paksaan untuk bersyahadat. Mereka lah yang justru minta segera disyahadatkan,” jelas Devina.
Rencananya, jumlah suku Togutil yang akan bersyahadat mlh awal kurang lebih 20-30 orang. “Insya Allah bisa lebih banyak lagi saat kami melakukan ekspedisi ini. Kami perkirakan, potensinya bisa mencapai 100 orang yang akan disyahadatkan. Semoga Allah memberikan hidayah Islam kepada mereka.”
Selama di pedalaman, kata Devina, akan ditemui kendala komunikasi, mengingat disana tidak ada sinyal maupun listrik. “Kami pun menyediakan genset kecil utk merecharge perangkat-perangkat dokumentasi kami. Insya Allah tidak akan kehabisan baterai saat mendokumentasikannya.
Terkait persiapan pendanaan, GPMP mengaku akan terus berjuang. “Kami bekerja siang-malam untuk memikirkan dann menjalankan fundrising agar dana dapat terkumpul, sehingga ekspedisi syahadat ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Saat ini kami masih membuka donasi sampai H-1 atau hari Ahad.Kendala misi ini adalah dari segi pendanaan saja,” jelas Devina.
Adapun tim yang diberangkatkan dari Jakarta berjumlah 5 orang. Mereka terdiri dari : Bob Shofwan, Ikhsan, Yanuar, Robby dan Aditya. Tim ini berbagi tugas. Bob Shofwan dan Ikhsan sebagai tim assesment dan koordinator di lapangan. Sedangkan, Yanuar, Robby dan Aditya akan mendokumentasikan misi Ekspedi Syahadat ini.
“Tim Ekspedisi Syahadat ke Halmahera juga dibantu oleh para Da’i dari Hidayatullah yang berada di Ternate. Para ustadz ini akan mensyahadatkan suku Togutil yang telah memeluk agama Islam. Sebelumnya, kami kumpulkan data awal untuk Program Rumah Suku Togutil. Insya Allah kami akan syiarkan kepada saudara muslim lainnya agar bisa ikut berpartisipasi dalam membantu program GPMP,” jelas Devina.
Harapan misi ini, lanjut Devina, adalah semakin banyak suku Togutil lainnya yang mendapatkan hidayah Islam, sehingga mereka terbebaskan dari kebodohan dan kejahiliyahannya.
“Kami berharap umat Islam lainnya dapat berkontribusi dalam menyebarkan cahaya Islam yang agung ini. Semakin banyak yang terbebaskan dari keprimitifannya, kita akan membangun perdaban yang baik untuk Islam, khususnya bangsa Indonesia yang kita cintai,” ungkap Devina menaruh harapan.
Mengingat program ini akan berlangsung lama, ekspedisi syahadat ini merupakan langkah awal GPMP dalam merangkul suku primitif di Halmahera. Ke depannya, akan dibangun rumah dan memberdayakan ekonomi mereka, yang selama ini hidup nomaden. “Diperkirakan, lama perjalanan menuju hutan Halmahera, kurang lebih satu hari dengan menggunakan beberapa transportasi, dari kapal lau hingga mobil,” kata Devina. (desastian)