ISTANBUL, (Panjimas.com) – Zona de-eskalasi yang ditetapkan di Suriah Barat Daya “secara drastis” telah mengurangi tingkat intensitas kekerasan di sana, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrorv, Rabu (12/07).
“Zona Barat Daya dibentuk dengan partisipasi militer, diplomat dan militer Rusia, Yordania dan A.S, telah membantu mengurangi tingkat kekerasan secara drastis,” ujar Sergei Lavrov seperti dikutip media Rusia TASS News.
Lavrov mengatakan bahwa ada “perubahan positif” di Suriah dengan pelaksanaan kesepakatan untuk menetapkan zona de-eskalasi.
Pada pertemuan keempat di ibukota Kazakhstan pada tanggal 4 Mei, tiga negara penjamin – Rusia, Turki dan Iran – menandatangani kesepakatan untuk membangun zona de-eskalasi tersebut di Suriah.
Pada tanggal 7 Juli, Lavrov mengumumkan Rusia, A.S dan Yordania telah menyetujui sebuah gencatan senjata di Suriah bagian barat daya – di Daraa, Quneitra dan Souweida. Ini mulai berlaku pada tanggal 9 Juli.
“Kami berharap bahwa tren ini akan dikonsolidasikan,” pungkas Lavrov mengatakan pada sebuah konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reinders di Brussels, menurut TASS.
Lavrov mengatakan bahwa dia berharap tiga zona lainnya akan selesai pada putaran keenam perundingan Astana pada bulan Agustus mendatang. [IZ]