LONDON (Panjimas.com) — Seorang tersangka serangan kebencian anti-muslim yang kini berada dalam tahanan sehubungan dengan serangan zat asam pada dua pria Muslim di London Timur 3 pekan lalu, hadir di pengadilan pada hari Selasa (11/07).
John Tomlin didakwa dengan dua tuduhan yang mengakibatkan luka berat pada hari Senin (10/07) setelah penangkapannya pada hari sebelumnya, menurut sebuah pernyataan polisi.
John Tomlin, 24 tahun, “menyerahkan dirinya ke sebuah kantor polisi di London Timur dan ditangkap karena dicurigai menyakiti [orang lain] dengan niatan kuat,” kata pernyataan Kepolisian Metro.
Jameel Mukhtar, 37 tahun, yang sedang berada di dalam mobil bersama sepupunya, Resham Khan yang saat itu bertambah umurnya menjadi 21 tahun, kemudian keduanya disemprot dengan zat korosif
Polisi meminta informasi tentang keberadaan Tomlin setelah serangan “Islamofobia” 21 Juni di mana “kedua korban menerima luka parah yang mengubah hidupnya itu”.
Dalam sebuah wawancara emosional dengan penyiar Channel 4, Mukhtar menggambarkan serangan asam sebagai “kejahatan kebencian islamofobia”.
Insiden kejahatan kebencian terbaru akhir Juni membuat 2 pria Muslim mengalami luka bakar yang parah di wajahnya. 2 pria Muslim yang diserang itu di-identifikasi bernama Jameel Muhktar dan Resham Khan, keduanya sedang mengendarai mobil. Saat lampu merah menyala, Mereka berhenti di sebuah persimpangan yang ada di Beckton, London Timur. Tiba-tiba ada seorang pria mendekati mobil yang mereka kendarai.
Kemudian, pria tersebut mengetuk jendela mobil. Saat jendela mobil dibuka, pria asing tersebut menyemprotkan zat asam kepada Muhktar dan Resham. Keduanya mengalami luka bakar yang parah, bahkan Mukhtar sampai mengalami koma, dikutip dari Anadolu Ajensi.
Mukhtar menderita “luka yang mengubah hidupnya” ketika zat asam disemprotkan ke wajahnya saat serangan di mana sepupunya, Resham Khan, juga mengalami luka parah.
Mukhtar menggambarkan serangan tersebut sebagai kejahatan kebencian. “Saya yakin [serangan] itu ada kaitannya dengan Islamofobia atau mungkin dia menargetkannya untuk Muslim karena apa yang telah terjadi akhir-akhir ini,” kata Mukhtar kepada Channel 4.
Serangan-serangan Islamofobia di Inggris melonjak tajam setelah serangan teror mematikan di Manchester dan London Bridge dalam beberapa pekan terakhir, menurut data resmi pemerintah.
Di London, kejahatan kebencian anti-Muslim naik menjadi 20 kasus per harinya, setelah serangan tersebut, dari hanya 3,5 kasus per hari sebelumnya, demikian menurut Kantor Walikota London.
Pada tanggal 19 Juni, Darren Osborne menyerang sekelompok jamaah Muslim seusai Sholat Tarawih sebuah Masjid di Finsbury Park setelah pada bulan Ramadan.Osborne membunuh Makram Ali yang berusia 51 tahun saat ia menbarakkan vannya kearah kerumunan jamaah. Sebelas korban muslim lainnya juga menderita luka-luka. [IZ]