DAMASKUS (Panjimas.com) — Rezim Assad diduga kuat melakukan serangan gas beracun di lingkungan Ain Tarma, Ghouta Timur, menurt seorang anggota kelompok oposisi setempat kepada Anadolu Ajensi, Kamis (13/07).
Anggota Komite Koordinasi Lokal Suriah, Ammar Ahmad mengatakan bahwa serangan gas beracun rezim Assad tersebut dilakukan di Ain Tarma, yang masih dalam pengepungan rezim selama empat tahun terakhir.
Sepuluh pejuang oposisi dilarikan di rumah sakit akibat serangan gas tersebut, pungkasnya.
Sumber medis mengkonfirmasi pasukan rezim Assad melakukan serangan gas dengan zat yang tidak dapat dikenali. Sedikitnya lima korban mengalami muntah dan pusing, kata sumber yang berbicara dengan syarat anonim itu.
Lebih dari 5.000 warga sipil Suriah dilaporkan terbunuh akibat perang sipil melanda wilayah itu dalam enam bulan pertama tahun 2017, demikian menurut Syrian Network for Human Rights (SNHR), LSM yang berbasis di London.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]