JAKARTA (Panjimas.com) – Setelah sukses Parade Tauhid, besok, Jum’at (14/7) akan digelar Parade Munajat 212 di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Bertema “Do’a untuk Bangsa”, Parade Munajat bertujuan untuk mengajak umat agar selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt dan menjadikan masjid sebagai pusat peradaban Islam.
“Lewat Parade Munajat 212 umat akan selalu diingatkan, diajak, dan dilibatkan dalam aktivitas berdoa agar selalu mendapat perlindungan dan kekuatan dari Allah Swt. Pelaksanaan kegiatan berbentuk berdoa berjamaah yang dilakukan secara massal di seluruh Indonesia,” kata Ketua Panitia Ketua Parade Munajat, Edy Mulyadi melalui siaran persnya, Kamis (13/7).
Untuk kegiatan berdoa di daerah, kata Edy Mulyadi, akan diselenggarakan oleh perwakilan-perwakilan Parade Munajat 212 setempat yang akan dibentuk kemudian.
“Ketangguhan ummat Islam tentu akan semakin dahsyat jika selalu dibarengi dengan pendekatan diri kepada Allah SWT yang tiada henti. Sangat penting untuk selalu menyadari bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. Karena pada saat yang sama hal itu akan ‘memaksa’ kita sadar sepenuhnya, bahwa kita hanyalah hambaNya yang lemah,” ungkap Edy.
Dikatakan Edy Mulyadi, berdoa adalah jembatan paling pas untuk menghubungkan kita yang dhaif dengan Allah yang Maha Perkasa. Berdoa ini pula yang akan mengantarkan makhluk kepada Khaliknya untuk meminjam secuil kekuatanNya yang amat dahsyat. Berdoa ditambah tawakal akan melengkapi upaya dan kerja keras manusia.
“Sehubungan dengan itu, kami para alumni Parade Tauhid Indonesia dan Aksi Bela Islam 212 berpendapat perlunya terus-menerus mengingatkan ummat akan pentingnya berdoa. Itulah sebabnya kami menginisiasi gerakan umat Islam berdoa, yang diberi nama Parade Munajat 212,” jelasnya.
Setahun sebelumnya, aksi ummat dalam jumlah besar juga terjadi. Dengan izin dan kehendak Allah, umat Islam menggelar ‘Parade Tauhid Indonesia’, pada 16 Agustus 2015. Alhamdulillah, sekitar 300.000 umat melakukan parade dari Gelora Bung Karno (GBK) menuju bundaran Hotel Indonesia (HI) dan kembali ke GBK. Pada aksi ini sejumlah ulama, habaib, dan tokoh terlibat secara aktif dan menyatu dengan ummat.
“Umat Islam adalah pejuang tangguh. Kendati mendapatkan perlakuan tidak adil, intimidasi, bahkan penzaliman umat tetap tegar. Aksi Bela Islam berjilid-jilid yang melibatkan jutaan massa, adalah bukti nyata ketangguhan umat Islam Indonesia,” ujar Edy.
Aksi-aksi tersebut sekaligus membuktikan ummat Islam Indonesia adalah umat beradab. “Adalah fakta, bahwa umat Islam mampu bersatu dan berkumpul dalam jumlah amat besar tanpa berbuat anarkis.” (desastian)