ARU (Panjimas.com) — Republik Demokratik Kongo (DRC) kehilangan lebih dari $ 1 miliar dollar per tahun karena dampak malnutrisi anak, menurut sebuah laporan terbaru PBB.
Ini berarti sekitar 4,5 persen dari produk domestik bruto, jelas sebuah pernyataan PBB pada hari Jumat (07/07).
Laporan tersebut disusun oleh pemerintah Republik Demokratik Kongo bekerja sama dengan United Nations World Food Programme (WFP), Komisi Uni Afrika (AUC), dan New Partnership for Africa’s Development (NEPAD).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kerugian terjadi setiap tahun melalui biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi, tambahan beban pada sistem pendidikan, dan produktivitas kerja yang menurun.
“Saya menyambut baik inisiatif bersama yang penting ini, yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya pemerintah untuk meminimalkan hilangnya potensi manusia dan ekonomi terhadap malnutrisi,” kata Bruno Tshibala Nzenzh, Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo, dikutip dari AA.
Negara ini dapat menghemat sampai dengan $ 383 juta dollar pada tahun 2025 jika prevalensi anak-anak kurang gizi dikurangi dari 11 menjadi 5 persen, kata laporan tersebut.
“Hasil ini menyerukan kami semua untuk bertindak sekarang ini, untuk menghindari kerugian masa depan yang disebabkan oleh kelaparan,” kata Claude Jibidar, Direktur WFP untuk Kongo.
Ketidakamanan di beberapa bagian negara bertanggung jawab atas kekurangan gizi karena banyak penduduk terpaksa mengungsi dan tinggal di kamp-kamp.[IZ]