KLATEN (Panjimas.com)– Penganiayaan saksi ahli chat palsu Habib Rizieq Shihab (HRS), Hermansyah, terus mendapatkan perhatian berbagai pihak. Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa tengah (Jateng), Muhammad Ismail, mengutuk tindakan tersebut.
Pakar IT dari ITB itu dianiaya di ruas jalan Tol Jagorawi pada Ahad dini hari (9/7/2017). Ismail menyebut tindakan tersebut bentuk teror yang sangat keji dan pengecut.
“NKRI negara hukum, bukan negara barbar, Kokam Jateng mengutuk keras tindakan yang dilakukan terhadap Hermansyah dan Novel Baswedan. Ini tindakan keji, tidak beradab dan pengecut,” tegasnya pada Panjimas.com, Selasa (11/7/2017).
Ismail menilai Polisi seharusnya bergerak cepat dan sangat mudah mengungkap kasus tersebut. Bukan mengeluh susah sebelum maksimal kerja untuk mengungkap kasus tersebut. “Seharusnya polri dg tambahan anggaran yang tambah banyak, seharusnya lebih profesional sehingga mampu dan serius mengungkap kasus tersebut. Faktanya sampai detik ini Polri belum bisa mengungkapnya,” ujarnya.
Dia meyakini kegaduhan publik sebab antek komunis mulai kuat mencengkeram dilingkaran kekuasaan. “Saya malah curiga komunis gaya baru dibalik semua kejadian tersebut,” imbuh Ismail.
Demi keamanan, saat ini Hermansyah telah dirawat di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Ia sebelumnya dirawat RS Hermina Depok, Jakarta. Untuk itu, TNI sudah harus bertindak, kata Ismail, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) layaknya Negara Barbar.(SY)