ACEH (Panjimas.com)-Tokoh masyarakat Aceh ikut prihatin dengan kondisi Negara Indonesia yang akhir-akhir ini menimpa umat Islam. Ustadz Tengku Muslin At Thahiry, pimpinan Ponpes Darul Mujahidin, Aceh mencontohkan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan dan pembacokan Hermansyah.
Ustadz Tengku Muslim mendesak Polisi mengusut tuntas para pelaku yang dengan biadab menganiaya saksi ahli bidang IT pada kasus fitnah chat palsu mesum Habib Rizieq dan Firza Husein. Menurutnya para pelaku adalah teroris yang telah berbuat teror terhadap umat Islam.
“Kami mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas siapa pelaku kekerasan yang meneror umat Islam, tokoh Islam, dan pembela kebenaran,” katanya, Senin (10/7/2017).
Ketua FPI (Front Pembela Islam) Aceh itu, juga mendesak rezim Jokowi untuk bertaubat dan tidak bersandiwara lagi.
“Stop bersandiwara dengan hukum, kami sudah bosan menonton sandiwara yang diskenario oleh Asing dan Aseng. Rakyat awam tahu Indonesia sekarang penuh dengan sandiwara yang dimainkan oleh aktor yang tak bermoral. Bila sandiwara tidak dihentikan dan keadilan tidak ditegakkan maka jangan lagi mengharap hati rakyat Aceh,” ujarnya.
Dia menilai Rezim Jokowi terlalu banyak bersandiwara. Elit Politik yang masih mengaku cinta NKRI, kata dia, sebaiknya segera bangun dan bersatu demi keutuhan NKRI.
“Seluruh bangsa Aceh sudah benci dengan rezim. Rezimyang penuh dengan sandiwara kecuali orangyang punya kepentingan dari pengemis jabatan dan kekuasaan.Bahkan bila terus menerus umat Islam terdholimi maka jangan salahkan bangsa Aceh akan kembali tertanam rasa benci kepada NKRI,” tandasnya. (SY)