SOLO (Panjimas.com) – Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Solo menggelar Halal bi Halal dan Diskusi “Kupas Tuntas Al Maidah 51 Secara Kaffah” bersama H.R. Muhammad Syafi’i, SH, MH, (Romo Syafi’i), anggota Komisi III DPR RI, di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (7/7/2017).
Muhammad Iqbal, Ketua perhimpunan Keluarga Besar PII mengatakan bahwa sebelumnya PII selalu berkoordinasi di Masjid Agung. Sekarang pihaknya berterima kasih diberi kesempatan bisa menggunakan fasilitas di Gedung MUI.
“Alhamdulillah kita bisa langsung ada kegiatan Hala bi Halal dan bersama Raden Muhammad Syafi’i yang menjadi ketua Pansus RUU anti Terorisme. Semoga menjadi wacana dan spirit kita, karena acara ini menjadi penting,” katanya.
Lebih lanjut, Romo Syafi’i dalam tausiahnya memaparkan bahwa ajaran sekuler yang menyebar di Indonesia adalah menyesatkan. Sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam yang mengatur segala aturan hidup termasuk berpolitik.
“Ajaran sekuler yang memisahkan antara agama dan politik, sangat menyesatkan. Seperti pernyataan Presiden yang mengatakan agama dan politik dipisahkan. Itu pernyataan yang bertentangan dengan agama,” kata Ketua Pansus RUU Tindakan Pemberantasan Terorisme itu.
Politikus asal Partai Gerindra ini, menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sejarah kumpulan 350an Kesultanan. Kesultanan tersebut hasil kulturasi Arabia dan Indonesia sehingga menyebar dan merubah dari agama Hindu menjadi Islam. Sedang penjajah datang dengan membawa agama Kristen, Kesultanan inilah yang melakukan perjuangan.
Selama 350 tahun pejuang-pejuang Islam mempertahankan Kesultanan tersebut hingga penjajah berhasil diusir. Dan setelah 70 tahun merdeka, Islam berhasil merawat kerukunan karena sudah seharusnya kelompok mayoritas bisa melindungi minoritas.
“Kemudian ajaran Islam ini berhasil merawat kerukunan. Kelompok yang mayoritas di negeri ini adalah Islam, dimana kita disuruh baik kepada manusia apapun agamanya. Dan hasilnya kerukunan di Republik ini, selama 70 tahun berhasil dirawat oleh Islam yang mayoritas,” ujarnya.
Sementara itu, Ilmu geopolitik menerangkan Negara adikuasa selalu mencari tiga hal yakni Sumber daya alam, tempat pemasaran produk dan pemukiman untuk dijadikan tujuannya. Romo Syafi’i menegaskan bahwa tiga hal tersebut ada pada Negara Indonesia.
Usai memberikan tausiah, Romo Syafi’i memberikan kesempatan penanya terkait kesibukannya sebagai anggota DPR RI. Acara berakhir setelah jeda sholat asar dilanjut sarasehan bersama alumni-alumni PII. [SY]