ANKARA, (Panjimas) – Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus pada hari Senin (03/07) memberi pernyataan terkait konflik Turki-Yunani mengenai Siprus sebuah pulau Mediterania Timur.
Berbicara kepada para wartawan setelah sebuah pertemuan Kabinet di Ankara, Wakil PM Nurman Kurtulmus saat ditanya tentang perundingan Unifikasi Siprus, Kurtulmus mengatakan: “Turki tidak akan mengambil langkah mundur sebelum rakyat Turki diamankan. Masalah peta dan tanah dapat ditangani dalam lingkup pendekatan Turki terhadap jaminan dan keamanan, seperti dilansir dari Anadolu Agency.
“PBB mencari kesepakatan damai untuk menyatukan Siprus di bawah payung federal, yang juga dapat menentukan masa depan hubungan Eropa dengan Turki, sebuah tokoh kunci dalam pusaran konflik tersebut.”
Pulau Mediterania Timur, Siprus, telah terbagi sejak tahun 1974, ketika sebuah kudeta Siprus-Yunani diikuti oleh kekerasan terhadap rakyat Turki di pulau itu, dan intervensi Ankara hanya sebagai kekuatan penjamin.
“Turki tidak akan mengubah posisinya,” tambah Kurtulmus.
Untuk diketahui, Republik Siprus adalah sebuah negara pulau di Laut Tengah bagian timur, ±113 km di sebelah selatan Turki dan 120 km di sebelah barat Suriah. Ibu kotanya adalah Lefkosia atau Nikosia.
Republik Siprus terbagi menjadi Siprus-Turki dan Siprus-Yunani pada tahun 1974 ketika Turki ikut terlibat dalam menanggapi kudeta yang bertujuan menyatukan pulau tersebut.
Intervensi Turki di tahun 1974 dilakukan menyusul kudeta militer yang terjadi di Yunani.
Sejak itu, Siprus telah terbagi antara masyarakat Turki dan Yunani, sementara pembicaraan damai yang ditengahi PBB kembali diluncurkan bulan Mei 2015 lalu
Pembicaraan terakhir telah menimbulkan harapan dari pulau untuk bersatu dibawah oleh sistem federal, kemungkinan tujuan persatuan ini akan dapat dicapai pada akhir tahun ini. [IZ]