VATIKAN, (Panjimas.com) – Skandal seks keji kembali menyeret pusaran kepemimpinan Vatikian, Kepolisian dilaporkan menangkap salah seorang penasihat Paus Fransiskus, setelah apartemen milik Gereja Katolik yang didiaminya itu tertangkap basah digunakan sebagai lokasi pesta gay dan narkoba. demikian menurut laporan surat kabar Italia.
The SUN UK mengabarkan bahwa penangkapan penghuni apartemen yang tidak disebutkan namanya itu bertugas sebagai Sekretaris Kardinal Francesco Coccopalmerio, Kardinal Coccopalmerio merupakan penasihat pribadi Paus Fransiskus
Kardinal Coccopalmerio juga menjabat sebagai Presiden dari Dewan Intepretasi Hukum Gereja Vatikan.
Menurut Harian Italia, Il Fatto Quotidiano, saat menggrebek apartemen yang dihuni Sekretaris Kardinal Coccopalmerio, polisi menemukan sejumlah besar narkoba dan beberapa pria yang melakukan aktivitas keji homoseksual.
Apartemen tersebut dilaporkan merupakan milik Kongregasi Doktrin Keyakinan Vatikan, yang salah satu fungsinya adalah menanggapi laporan pelecehan seksual oleh aparat Gereja.
Penggerebekan ini dilakukan setelah polisi menerima keluhan dari sejumlah tetangga yang mengatakan terjadi sejumlah kegiatan tak lazim dan banyaknya orang yang keluar masuk apartemen tersebut.
Polisi menangkap pejabat tinggi Vatiikan tersebut dan merawatnya untuk mendetoksifikasi tubuhnya dari obat-obatan terlarang [narkoba] yang telah dikonsumsinya, menurut Harian Italia, Il Fatto Quotidiano.
Dia segera diinterogasi, karena tuduhan mensponsori pesta narkoba, dan pesta gay ilegal di Vatikan.
Sekretaris Coccopalmerio sebelum kejadian keji itu dilaporkan sedang dipertimbangkan untuk dipromosikan menjadi Uskup.
Paus Fransiskus disebut-sebut sangat marah dan berang mendengar kabar ini. Vatikan sebelumnya telah menghadapi sejumlah skandal.
Baru-baru ini Kardinal George Pell, pejabat pengawas keuangan Vatikan, terbang ke Australia untuk menghadapi dakwaan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Ia menjadi pejabat Vatikan tertinggi yang pernah menghadapi tuntutan hukum tersebut.
Selang beberapa hari, Paus Fransiskus juga mencopot Kardinal Jerman Gerhard Mueller dari jabatannya sebagai Pemimpin Kongregasi Doktrin Keyakinan Vatikan. Belum diketahui apakah ini terkait dengan laporan penangkapan Sekretaris Coccopalmerio di apartemen milik kongregasi itu.
Laporan mengejutkan Harian Italia itu – Il Fatto Quotidiano – datang hanya sepekan setelah Kardinal Australia George Pell didakwa dengan serangkaian pelanggaran seksual bersejarah di tanah airnya yang menumpuk tekanan pada Paus.
Pell ditunjuk untuk mengawasi keuangan Tahta Suci saat Paus bergerak untuk membuat sejumlah reformasi yang telah membuat kaum konservatif berang.
Keengganan Paus untuk membantu kasus Charlie Garde yang sakit parah juga memicu kemarahan kaum konservatif, meskipun dalam pernyataannya Pasu berharap orang tua Charlie dapat “menemani dan memperlakukan anak mereka sampai akhir hayatnya”.
Kasus yang memilukan telah menjadi berita utama di seluruh dunia saat orang tua muda itu memperjuangkan hak anak mereka untuk menerima perawatan karena sindrom deplesi mitokondria yang sangat langka.
Dia belum sampai di rumah sejak usianya delapan minggu saat orang tuanya mula-mula mulai memperhatikan kondisinya menurun.
“Perlawanan terhadap Paus berkembang,” ungkap seorang sumber Vatikan.
“Kami telah mendengar bersama 5 kabar heboh yang muncul dalam hitungan beberapa hari.”
“Mereka telah menciptakan turbulensi, tidak akan ada perpecahan, tapi Paus telah kehilangan kredibilitas di mata banyak orang”, dikutip dari The SUN UK.[IZ]