ADDIS ABABA, (Panjimas.com) – “Hanya 3 dari 54 negara di Afrika yang dianggap memiliki tingkat kelaparan rendah,” mengutip sebuah laporan Global Hunger Index yang dirilis di ibukota Ethiopia Addis Ababa pada hari Ahad (02/07).
Menurut laporan yang disusun oleh African Union and New Partnership for Africa’s Development (NEPAD), Uni Afrika dan Kemitraan Baru untuk Pembangunan Afrika itu, berdasarkan data dari penelitian pada tahun 2015 dan 2016, diperoleh hasil bahwa tingkat kelaparan di 5 negara Afrika dikategorikan, “mengkhawatirkan.”
Sementara itu, 28 negara Afrika lainnya termasuk dalam kategori “tingkat kelaparan serius”, dalam laporan NEPAD.
“Ada negara-negara di Afrika, seperti Ethiopia, Republik Demokratik Kongo, dan Nigeria, di mana lebih dari 50 persen anak di bawah usia 5 tahun terhambat pertumbuhannya (kerdil) atau terbuang (terlantar),” papar NEPAD.
Namun laporan tersebut juga mengandung beberapa perkembangan positif.
“Ada tingkat pengembalian yang tinggi dari segi intervensi nutrisi secara spesifik, misalnya tingkat pengembalian gabungan di DRC, Mali, Nigeria dan Togo adalah 13 persen, dan ransum biaya-manfaat untuk investasi peningkatan skala nutrisi hasilnya Tinggi, ” jelas NEPAD.
Sekretaris Eksekutif NEPAD Ibrahim Mayaki saat berbicara kepada Anadolu Ajensi mengatakan bahwa masalah terhambatnya pertumbuhan anak (kerdil) sama mengejutkannya karena sangat penting dan hal tersebut perlu segera ditangani.
“Nutrisi harus dijadikan prioritas nasional,” tandasnya.
“Sektor seperti pertanian dan kesehatan harus bekerja sama,” desak Makayi.[IZ]