DAMASKUS, (Panjimas.com) – Pesawat tempur rezim Assad pada hari Selasa (04/07) dilaporkan membombardir kota Douma, sebelah Timur ibukota Damaskus.
Padahal sebagaimana diketahui, wilayah tersebut merupakan salah satu dari beberapa ‘zona de-eskalasi’, demikian menurut seorang pejabat pertahanan sipil pro-oposisi Suriah.
Firas al-Halli dari White Helmet Civil Defense, pasukan pertahanan sipil Suriah mengatakan bahwa pesawat tempur rezim Assad telah menargetkan bagian pemukiman kota Douma, pungkasnya saat berbicara kepada Anadolu Ajensi.
Menurut al-Halli, seorang perempuan dan seorang anak terbunuh dalam serangan tersebut, sementara sejumlah korban warga sipil lainnya menderita luka-luka.
Selama 5 tahun terakhir, Douma merupakan rumah bagi sekitar 200.000 penduduk Suriah, dann kini kota tersebut masih dalam pengepungan oleh kelompok teroris asing yang bersekutu dengan rezim Assad, kebanyakan adalah milisi Syiah yang disponsori Hezbollah Libanon dan Iran.
Selama perundingan damai yang diadakan di Astana pada awal Mei, Douma ditunjuk sebagai bagian dari jaringan zona de-eskalasi dimana tindakan agresi militer dilarang.
Pembicaraan Astana
Ibu kota Kazakhstan, Astana akan menjadi tuan rumah putaran kelima perundingan untuk menyelesaikan situasi konflik di Suriah dengan partisipasi rezim Assad dan pasukan oposisi bersenjata pada 4-5 Juli.
Selama pertemuan sebelumnya di Astana pada tanggal 4 Mei, negara penjamin – Rusia, Turki, dan Iran – menandatangani kesepakatan untuk menetapkan zona de-eskalasi di Suriah.
Pada hari Selasa (04/07), putaran kelima perundingan perdamaian dimulai di ibu kota Kazakhstan, Astana.
Putaran pertama perundingan damai diadakan di Astana pada 23 dan 24 Januari lalu, setelah gencatan senjata dicapai pada 30 Desember.
Perundingan Astana ini sedang diperantarai oleh Turki, yang mendukung oposisi Suriah, bersama dengan Rusia dan Iran, dimana keduanya mendukung rezim Assad.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]