KUWAIT, (Panjimas.com) – Duta Besar AS untuk Kuwait Lawrence R. Silverman pada hari Ahad (02/07) menyerukan perlunya solusi yang “adil” terhadap Krisis Teluk.
Dalam sebuah pernyataan, Diplomat senior AS tersebut menegaskan kembali dukungan AS atas upaya Kuwait untuk menengahi solusi terhadap krisis Qatar dengan beberapa negara Teluk Arab tersebut.
Silverman menyerukan semua pihak yang terlibat dalam krisis ini untuk mengendalikan diri dengan tujuan untuk mencapai solusi yang adil terhadap krisis tersebut, mengutip laporan Anadolu Agency.
Bulan lalu, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dan menuduhnya mendukung terorisme.
Mereka juga memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap salah satu negara Teluk Arab itu.
Pemerintah Qatar membantah keras tudingan tersebut dan menekankan bahwa blokade tersebut melanggar hukum internasional.
Baru-baru ini, Menteri Pertahanan Qatari Khaled Al-Attiyah menegaskan bahwa sebuah blokade yang diberlakukan oleh beberapa negara Arab terhadap negaranya adalah “deklarasi perang”.
“Ini adalah deklarasi perang tanpa darah,” kata Al-Attiyah dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al-Araby Al-Jadeed yang berbasis di London, dalam edisi hari Jumat (30/06), dikutip dari Anadolu.
Doha segera membantah tuduhan tersebut dan menolak daftar 13 poin tuntutan yang harus dipenuhi dari 4 negara sebagai syarat pemulihan hubungan diplomatik.
Menteri Qatar juga menggambarkan hubungan negaranya dengan AS sebagai sesuatu yang “strategis”.
Qatar adalah rumah bagi Pangkalan Udara al-Udeid yang luas, pangkalan militer ini menampung Komando Pusat AS U.S. Central Command), dan Komando Pusat Angkatan Udara AS (U.S Air Forces Central Command).
Untuk diketahui, Sekitar 10.000 pasukan A.S. ditempatkan di Pangkalan Udara al-Udeid.
Dia melanjutkan untuk menolak semua tuduhan tentang dukungan Qatar untuk terorisme, dan menggambarkan klaim tersebut bertujuan untuk “mendemonisasi Qatar”.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al-Thani mengatakan sebagian besar pernyataan tentang Qatar tidak berdasar dan bahwa negaranya siap untuk berbicara dengan negara tetangganya itu untuk memecahkan masalah tersebut.
“Selama hal itu tidak melanggar independensi dan kedaulatan nasional kami, kami siap untuk duduk bersama dengan tetangga kami dan membicarakan semua masalah,” kata al-Thani.
“Krisis harus diakhiri dengan solusi politik dengan partisipasi pelaku internasional”, tandasnya.[IZ]