WASHINGTON, (Panjimas.com) – Qatar “sangat berterimakasih dan bersyukur” atas dukungan Turki selama krisis diplomatik yang berlangsung saat ini dengan negara-negara Teluk Arab, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al-Thani pada hari Kamis, (29/06).
Turki selalu memiliki hubungan yang panjang dan kuat dengan Qatar namun hubungan itu tidak berarti hubungan Ankara dengan negara-negara Teluk lainnya harus rusak, kata al-Thani pada sebuah diskusi panel di Washington DC.
“Turki telah mendukung Qatar dengan rantai pasokan karena blokade yang telah dilakukan dan, mendesak para pihak untuk melakukan dialog,” pungkasnya, dikutip dari Anadolu.
Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni, dengan alasan dukungan Doha untuk terorisme.
Doha segera membantah tuduhan tersebut dan menolak daftar 13 poin tuntutan yang harus dipenuhi dari 4 negara sebagai syarat pemulihan hubungan diplomatik.
Al-Thani mengatakan sebagian besar pernyataan tentang Qatar tidak berdasar dan bahwa negaranya siap untuk berbicara dengan negara tetangganya itu untuk memecahkan masalah tersebut.
“Selama hal itu tidak melanggar independensi dan kedaulatan nasional kami, kami siap untuk duduk bersama dengan tetangga kami dan membicarakan semua masalah,” kata al-Thani.
“Krisis harus diakhiri dengan solusi politik dengan partisipasi pelaku internasional”, tandasnya.
Menlu Qatar terus berupaya melakukan langkah-langkah “produktif” terutama dalam sebuah pertemuan awal pekan ini dengan Menlu AS Rex Tillerson, selang 3 minggu setelah Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan kebingungannya mengenai embargo Qatar yang didukung Saudi.
Al-Thani yakin Tillerson bekerja keras untuk mengatasi krisis tersebut dan berharap usaha tersebut akan berhasil.[IZ]