VATIKAN, (Panjimas.com) – Paus Francis baru-baru ini memutuskan memberikan cuti kepada Kardinal senior Katolik untuk kembali ke negara asalnya di Australia untuk melawan tuduhan pelecehan seksual, demikian menurut pernyataan Vatikan pada hari Kamis (29/06).
“Tahta Suci [Holy See] telah belajar dengan menyesali berita tentang tuduhan diajukan di Australia terhadap Kardinal. George Pell atas tindakan puluhan tahun yang telah dikaitkan dengannya,” demikian pernyataan Holy See Press Office.
“Setelah sadar akan dakwaan, Kardina Pell, yang secara penuh menghormati hukum, telah memutuskan untuk kembali ke negaranya untuk menghadapi dakwaan terhadapnya,” imbuhnya.
Kardinal Pell, 76 tahun, menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah saat konferensi pers di Vatikan tepat setelah polisi Australia menuduhnya melakukan banyak serangan pelecehan seksual.
George Pell mengeluhkan karena dirinya menjadi korban “pembunuhan karakter tanpa henti” selama penyelidikan 2 tahun itu.
“Saya tidak bersalah atas tuduhan ini, mereka salah,” kata Pell kepada wartawan. “Gagasan pelecehan seksual sangat menjijikkan bagi saya.”
“Berita tentang tuduhan ini memperkuat tekad dan proses pengadilan saya sekarang menawarkan saya kesempatan untuk membersihkan nama saya dan kemudian kembali ke sini kembali, ke Roma, untuk bekerja,” pungkasnya.
“Saya menanti-nanti akhirnya, menjalani hari saya di pengadilan,” ujar Pell.
Kardinal Pell – yang merupakan pejabat tertinggi Gereja Katolik dituntut secara hukum dalam skandal pelecehan seksual di institusi Katolik tersebut, Pell telah diperintahkan untuk hadir di pengadilan di Australia pada tanggal 18 Juli.
Pelecehan Seksual Anak di Victoria
Surat Kabar Sun Herald melaporkan pada hari Jumat (19/02/2016) bahwa Kardinal George Pell, seorang Kardinal yang bertugas mengawasi keuangan Vatikan sedang dalam proses penyelidikan oleh pihak Kepolisian Australia atas tuduhan pelecehan seksual saat dia bertugas di posisi senior dalam Gereja Katolik di Australia.
Untuk diketahui George Pell, yang pernah dipandang sebagai pesaing untuk menjadi Paus, sebelumnya diperjelas dirinya bersaksi di Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse melalui jaringan video, karena dalih kondisi jantung yang lemah.
Keputusan Hakim itu menggagalkan rencana pihak korban yang menginginkan Kardinal Vatikan ini datang bersaksi secara fisik dalam pengadilan. Mereka telah memulai kampanye penggalangan pendanaan untuk perjalanan ke Roma dengan harapan dapat melihat Kardinal Pell bersaksi secara pribadi.
Laporan Sun Herald mengatakan bahwa Kepolisian Victoria telah mengumpulkan berkas-berkas yang berisi tuduhan bahwa Kardinal George Pell melakukan “beberapa pelanggaran pelecehan” ketika ia menjadi seorang Pastor di Ballarat, sebuah kota kecil di sebelah barat Negara bagian Victoria, dan juga ketika ia menjadi Uskup Agung Melbourne. Penyelidikan tersebut telah mengumpulkan bukti-bukti selama 1 tahun, demikian menurut Sun Herald.
Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse mendengar kesaksian pada tahun lalu dimana Pastur-Pastur diduga telah melakukan pelanggaran dalam Keuskupan Pell sebelumnya, kemudian ia dipindahkan dan dimasukkan ke dalam program rehabilitasi Gereja Katolik bukannya dilaporkan ke Kepolisian.[IZ]