JAKARTA (Panjimas.com) – Bulan Syawal ini, Gerakan Peduli Muslim Pedalaman (GPMP) segera berangkatkan “Ekspedisi Syahadat” di pedalaman Ternate, yang ditempati Suku Togutil, tepatnya di Kecamatan Weda Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Sejak Ramadhan lalu, GPMP telah membuka donasi untuk membantu pembuatan rumah papan untuk muallaf suku Togutil agar mendapatkan tempat yang layak. Selama ini Suku Togutil hidup di hutan dengan cara hidup berpindah-pindah. Mereka banyak tinggal di Kecamatan Weda Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Suku primitive yang hidup berkelompok dan tidak mengenal huruf ini tidak mengenal kebersihan bahkan untuk buang air yang benar saja belum bisa. Kisahnya berawal saat mereka bertemu dengan orang kampung beragama Islam. Mereka mengaku sudah tiga hari tidak mendapatkan makanan di hutan. Bersyukur orang kampung tesebut bisa berbahasa suku dengan mereka dan akhirnya memberi makan dan pakaian.
Atas izin Allah Swt, setelah terjadi komunikasi, sekitar 10 orang Suku Togutil ingin keluar dari hutan dan kehidupan seperti di kampung/desa. Dari sinilah akhirnya mereka ingin memeluk Islam.
“Alhamdulillah mereka sekarang sudah masuk Islam dan dalam proses pembinaan. Mereka sedang diajari masyarakat berpakaian, memasak, kebersihan, menulis dan membaca. Dan yang lebih penting lagi adalah pembelajaran ibadah seperti shalat,” demikian dikisahkan ustadz Nurhadi, dari Hidayatullah di Halmahera yang bekerjasama dengan GPMP.
Ia berharap ada dari kelompok Muslim atau dermawan ikut berpartisipasi dalam proses pembinaan Suku Togutil ini.“Kita masih butuh pakaian biasa atau shalat, biaya logistik dapur dan pembuatan rumah papan sederhana,” kata Ustadz Nur Hadi.
GPMP adalah gerakan yang dilatarbelakangi atas kepedulian kepada kaum muslim pedalaman yang kesulitan dalam memperoleh fasilitas keagamaan, seperti Al Qur’an, Iqra, dan juga buku mengenai keagamaan. Kemudian berkembang, tidak hanya Al Qur’an, tapi juga hewan qurban, pembangunan asrama dan harapannya bisa membantu di berbagai sektor kehidupan muslim pedalaman.
“Belum lama ini, anak remaja suku togutil masuk islam dan mengikuti puasa Ramadhan di hari pertama. Kita belum paksakan puasa full satu hari. Kita perbolehkan makan jika mereka rasa lapar,” kata Ketua GPMP, Devina Andiviaty kepada Panjimas.
Devina mengatakan, mereka ikut bangun sebelum Subuh dan makan sahur bersama anak-anak santri lainya. Kami beri mereka semangat dengan hadiah, jika bisa puasa sampai Maghrib.
Pada 23 Mei 2017 lalu, Setelah lima orang suku Togutil nekat keluar dari hutan menuju Ternate untuk minta disyahadatkan, kemudian menyusul 21 orang suku Togutil bersyahadat di Gedung Dhuafa Center kota Ternate. Disaksikan oleh Walikota Ternate dan pejabat setempat.
Tim Gerakan Peduli Muslim Pedalaman turut hadir untuk menjadi saksi sejarah pengislaman mereka. Dan masih banyak lagi suku Togutil yang ingin disyahadatkan, kini mereka masih berada di hutan pedalaman Halmahera.
“Kami sedang berkoordinasi dengan tim disana untuk melakukan ekpedisi syahadat setelah Ramadhan nanti. Kami juga punya program membangun rumah tempat tinggal untuk mereka dan sekolah rimba untuk mereka. Karena itu kami sangat membutuhkan support dana dan doa dari para donatur untuk membantu dakwah kami,” kata Devibna, Ketua GPMP (desastian)