JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Muhammad Fauzi mempertanyakan komitmen dan keseriusan Polri dalam mengungkap secara objektif dan transparan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
“Kasus ini terang benderang, keterangan korban dan saksi-saksi sudah cukup kuat untuk mengungkap dan menetapkan tersangka dan pihak-pihak terkait, termasuk oknum Jenderal Kepolisian yang diduga terlibat dalam kasus ini. Kalau Polisi serius, pasti terungkap aktor intelektual dibalik kasus ini” Jelas Fauzi, Kamis (29/6). Melalui releasenya.
HMI MPO menilai Polisi tidak serius mengawal kasus ini, terkesan ada pembiaran.
“Ini hampir 3 bulan, tapi belum ada perkembangan kemajuan yang signifikan. Polisi terlalu banyak berjanji, tapi buktinya sampai sekarang begitu-begitu saja. Kasus ini mempertaruhkan institusi Kepolisian, kalau Tito Karnavian tidak secepatnya menuntaskan kasus ini, sebaiknya mundur dari Kapolri. Tegasnya.
Dugaan adanya keterlibatan oknum Jenderal dalam kasus ini adalah pertanda persoalan ini sangat serius, dilakukan secara terencana dan sistematis. HMI memandang kasus ini terjadi karena beberapa hal, Pertama, skenario untuk menghambat agenda pemberantasan korupsi, khususnya kasus-kasus besar yang sedang ditangani KPK saat ini. Kedua, Serangan balik para koruptor, atau pihak-pihak yang selama ini dirugikan oleh keberadaan KPK.
HMI mendesak presiden Joko Widodo untuk serius memperhatikan kasus ini. Presiden jangan diam saja, presiden harus menunjukkan komitmen dan keberpihakannya dalam mendukung agenda pemberantasan korupsi.
“Sebelumnya HMI pernah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk Membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). TPF akan mengungkap kasus kriminalisasi terhadap penyidik senior KPK ini secara independen dan transparan, sehingga dapat diungkap pihak-pihak yang terlibat dan apa motif dibalik kasus ini” Terangnya, Kamis (29/6).
HMI mengajak masyarakat untuk terus memantau dan mendukung proses penegakan hukum yang adil terhadap kasus ini.[RN]