LONDON, (Panjimas.com) – Upacara mengheningkan sejenak selama sekitar satu menit untuk mengingat korban serangan teror anti-Muslim di Masjid Finsbury Park, London Utara digelar pada hari Senin (26/06).
Warga dari berbagai wilayah di Inggris berdiri dalam diam dan keheningan sejenak pada hari Senin siang (26/06) untuk memberi penghormatan kepada korban serangan teror jamaah Masjid yang menewaskan seorang Muslim dan melukai 11 korban lainnya saat sebuah van menabrak sekelompok jamaah Tarawih setelah mereka menunaikan sholat di Muslim Welfare Center di Finsbury Park, mengutip laporan IINA.
Makram Ali, warga keturunan Bangladesh berusia 51 tahun yang pindah ke Inggris saat ia berusia 10 tahun dan memiliki 4 anak perempuan dan 2 anak laki-laki, terbunuh dalam insiden teror tersebut.
Darren Osborne, 47 tahun, menabrakkan van ke kerumunan jamaah Muslim di luar Islamic Center di London utara.
“Dia (Osborne)didakwa melakukan pembunuhan terkait terorisme dan juga percobaan pembunuhan menyusul insiden di Finsbury Park pada Senin pagi 19 Juni,” kata Kepala Kejaksaan.
Perdana Menteri Theresa May menggambarkan serangan tersebut sebagai “memuakkan” dan “membahayakan” serta merusak nilai-nilai dan cara hidup kami, rakyat Inggris.
Muhammad Kozba, Imam Masjid insbury Park tersebut, mengatakan kepada Anadolu bahwa para jamaah Tarawih yang menunaikan sholat itu “sengaja” dijadikan sasaran.
Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris, Harun Khan, juga mengatakan bahwa jamaah Masjid adalah “sasaran khusus”.
Presiden Asosiasi Muslim Inggris Omer El-Hamdoon mengatakan: “Pikiran dan doa kami untuk korban serangan jahat ini. “Saya meminta semua Muslim untuk bersikap ekstra hati-hati dalam memantau serangan Islamofobia yang penuh kebencian ini dan harus berhati-hati.”
Insiden Hari Raya Idul Fitri di Manchester
Sementara itu, seorang perempuan berusia 42 tahun yang ditangkap hari Ahad karena menabrak seorang Muslim dengan mobilnya saat muslim itu berangkat untuk sebuah pertemuan Idul Fitri di sebuah pusat olahraga di Manchester. Perempuan itu akhirnya dibebaskan pada hari Senin (26/06) dengan jaminan.
Sedikitnya 6 orang, termasuk 3 anak di bawah umur, terluka dalam insiden tersebut, yang menurut polisi tidak diperlakukan sebagai yang terkait dengan teror.[IZ]