SOLO (Panjimas.com) – Diakhir Ramadhan umat Islam disuguhi film berdurasi pendek yang dikeluarkan Divhumas Polri berjudul “Kau Adalah Aku yang Lain”. Video berdurasi 7 menit 41 detik ini pun dikecam netizen, karena dianggap menyudutkan umat Islam.
Tak hanya itu, muncul kabar Polisi Brimob menangkap pria berjenggot dan diamankan di dekat Markas Polda Metro Jaya, dan disinyalir adalah orang gila. Hingga ancaman terhadap Polisi dengan selebaran tulisan pensil yang ditempel pada kaca mobil Polantas kota Serang, menurut pemerhati gerakan Islam, Ustadz Abdul Rohim Ba’asyir merupakan bentuk Islampobhia.
Putra Ba’asyir yang kerap dipanggil Ustadz Iim, menjelaskan bahwa seharusnya Polri introspeksi terhadap kinerjanya. Slogan “Kami Siap Melayani Masyarakat” tidak sebatas jargon yang menghiasi kantor-kantornya.
“Ini menunjukkan Polri sedang dilanda Islampobhia. Polri harus mau introspeksi dan perbaiki diri agar tidak memusuhi umat Islam,” tandasnya saat dihubungi Panjimas.com, Rabu (28/6/2017).
Kondisi pasca umat Islam bisa bersatu, pada Aksi 411 dan 212 justru tidak diambil pelajaran oleh pengayom masyarakat tersebut. Semakin hari Polri justru memprovokasi umat Islam, Ustadz Iim menilai jika umat Islam bisa diprovokasi akan mudah dikriminalisasi.
“Karena mereka phobia terhadap kebangkitan Islam. Muslimin diprovokasi agar bereaksi dengan emosi agar kemudian bisa mereka habisi,” ujarnya.
Menurutnya upaya ini akan terus dilakukan hingga sampai pada maksud Islam tidak bangkit.
“Hingga Islam tidak jadi bangkit,” tutupnya. [SY]