JAKARTA (Panjimas.com) – Berlalu sudah bulan yang penuh dengan rahmat, maghfirah , bulan dimana kita memiliki peluang besar untuk dijauhkan dari siksa api neraka. Entah apakah tahun depan Allah masih memberikan kita umur untuk kembali merasakan nikmatnya malam-malam dibulan Ramadhan, merasakan nikmatnya sahur, shalat tarawih dan tahajud, dan nikmatnya berbuka puasa.
Pesan itu disampaikan Ustadz Valentino Dinsi, SE, MM, MBA dalam khutbah Shalat ‘Ied di Jatinegara, Ahad (25/6/ 2017).
“Hari ini adalah hari fitri, hari di mana mereka yang melaksanakan puasa dengan penuh keimanan akan menjadi bersih, sebersih bayi yang baru dilahirkan dari perut ibunya,” kata Valentino.
Dikatakan Ustadz Valentino, dengan berbekal fitrah itulah umat Islam akan kembali bangkit menuju kejayaannya di akhir zaman sebagaimana yang dijanjikan Rasulullah SAW.
Mengutip BPS tahun 2010, 87,2% penduduk Indonesia adalah Muslim. Tetapi dari daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia hanya ada 8 Pengusaha Muslim, dengan porsi kekayaan 12,1%.
“Tidak ada satupun Muslim yang menjadi CEO di Perusahaan Terbesar di Indonesia seperti Astra, Unilever, BCA, Indofood, dan lain-lain. Apakah tak satupun muslim yang layak dan mampu? Atau apakah karena diskriminatif?” tanya Valentino.
Prof.Yusril Ihza Mahendra mengatakan,”0,2 % orang Indonesia menguasai 74 % tanah di Indonesia. Apalagi yang 0,2 % itu Non Pribumi.” . Bahkan PT.Sinar Mas, satu perusahaan milik Non Pribumi menguasai 5 juta hektar tanah di Indonesia, sebuah ironi dan ketidakadilan bagi bangsa Indonesia.
Harta 4 Orang Terkaya Setara 100 Juta Orang. Oxfam di Indonesia (Oxfam) dan International NGO Forum on Indonesia Development atau INFID menerbitkan laporan tentang ketimpangan di Indonesia. Laporan yang diterbitkan 23 Februari 2017, berjudul “Menuju Indonesia yang Lebih Setara”, Indonesia memiliki tingkat ketimpangan yang terburuk keenam di dunia. Kekayaan empat orang terkaya di Indonesia sama dengan gabungan kekayaan 100 juta orang.
Kebangkitan Islam
Dalam khutbahnya, Ustadz Valentino mengajar umat Islam agar belajar dari peristiwa Hijrah dari Makkah ke Madinah, ketika itu Rasulullah Saw melakukan 3 hal besar: Pertama, membangun masjid, yaitu masjid Quba; Kedua, mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, melakukan mobilisasi sosial dan mobilisasi dana atau kapital. Di Madinah lah kemudian turun perintah zakat, infak dan shadaqah
Ketiga, memerintahkan Abdurahman bin Auf untuk menguasai pasar (ekonomi) yang saat itu dikuasai Yahudi. Setelah itu Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Rasullullah wafat, kemudian digantikan Khulafah Rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali selama 30 tahun. Setelah itu pemerintahan berganti kepada zaman kerajaan: Bani Ummayyah, Bani Abasiah dan Bani Utsmaniyah.
Puncak kejayaan Bani Abbasiah di tangan cicit Umar bin Khaththab, yaitu Umar bin Abdul Azis. Pada saat Umar bin Abdul Azis menjadi khalifah usianya baru 33 tahun dan masa pemerintahannya sangat singkat yaitu 2 tahun 5 bulan tapi negeri makmur, kaya raya, sejahtera hingga tak seorangpun yang menerima zakat, bahkan gaji guru 26 juta perbulan.
Pada masa pemerintahan kerajaan Islam baik Bani Umayyah, Abasiah dan Utsmaniyah, Islam mencapai puncak kejayaannya hingga 8 abad dan menguasai 2/3 dunia serta menciptakan keadilan, kemakmuran, kedamaian bagi dunia.
“Jejak-jejak kejayaan Islam dengan sangat mudah dapat kita jumpai hari ini dengan majunya teknologi informasi. Cukup ketik google atau you tube, kita sudah bisa menyaksikan video, gambar, tulisan tentang kejayaan Islam dan sumbangan Islam untuk dunia,” jelas Valentino. (desastian)