ANKARA, (Panjimas.com) – Juru bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan pada hari Kamis (22/06) bahwa Turki, Rusia dan Iran telah bekerja sama dalam sebuah rencana untuk menempatkan pasukan-pasukan mereka di daerah-daerah de-eskalasi di Suriah.
“Jika kekuatan ini ditempatkan di sana, ini akan meminimalkan kemungkinan bentrokan (antara rezim dan kelompok oposisi),” kata Kalin kepada koresponden Anadolu di Ankara.
Kalin mengatakan bahwa pasukan Rusia dan Turki dapat ditempatkan di wilayah Idlib sementara di daerah Damaskus dan sekitarnya, dapat melihat kehadiran sebagian besar pasukan Iran dan Rusia serta pasukanYordania dan AS dapat ditempatkan di wilayah selatan Deraa.
Rusia, Turki dan Iran menandatangani kesepakatan di ibukota Kazakhstan, Astana, pada 4 Mei untuk mendirikan 4 “zona de-eskalasi” utama di Suriah.
Sejak saat itu daerah-daerah ‘de-esakalasi’ di Suriah sebagian besar bebas dari konflik.
Ibrahim Kalin menambahkan bahwa delegasi dari Turki, Rusia dan Iran sedang membahas aspek logistik zona bebas konflik.
“Mereka bekerja pada pasukan (negara mana) yang akan dikerahkan antara rezim dan oposisi, jumlah pasukannya dan mekanisme dari pasukan ini,” pungkasnya.
Tujuan utama mekanisme ini adalah untuk menyediakan struktur gencatan senjata di Suriah, kata kalin.
Kalın menyatakan perundingan Astana yang akan datang, kemungkinan akan memperkuat kesepakatan mengenai seberapa besar pasukan-pasukan yang akan ditempatkan di Suriah.[IZ]