Dalam orasinya Rijal memaparkan bahwa sejak lama aparat kepolisian meminta ia menghentikan memimpin perlawanan terhadap terpidana kasus penistaan agama Basuki T Purnama (Ahok).
Karena sikapnya tidak goyah, pada dini hari 12 Desember 2016 lalu, Rijal ditangkap sekolompok polisi yang dipimpin AKBP Sandi Hermawan yang kemudian diketahui adalah adik dati Kapolda Iriawan alias Iwan Bule untuk kemudian diboyong ke Mako Brimob, Depok.
Rijal pun mengenang jika ia sempat syok bertemu dengan kakaknya Jamran dan juga aktivis Sri Bintang Pamungkas (SBP).
“SBP cuma tanya ini cina dari mana ya. Karena muka saya yang mirip keturunan dikira SBP saya orang cina. SBP kemudian bingung kenapa ada orang cina makar,” kenang Rijal sambil bercanda di kediamannya, Warakas, Tanjung Priok, Sabtu (18/6).
Rijal pun menegaskan apa yang dilakukan dia dan kawan-kawannya adalah gerakan hati nurani kebenaran. Rijal pun mengaku sangat mengetahui kebohongan presiden Joko Widodo di Pilpes sampai kedzaliman yang dilakukan oleh Ahok yang disokong serikat taipan rasis.
“Selaku Presiden Persatuan Mantan Napi (Permana), organisasi yang didirikan oleh para napi Cipinang dan saya didaulat sebagai ketua organisasinya, saya menyerukan Dari Utara Kini Kami Kembali Lawan Jokowi,” tegas Rijal.
Di tempat yang sama, Jamran menyampaikan bahwa melawan kedzaliman bukan sekedar keberanian, tetapi semnagat ukhuwah (persatuan) yang paling utama.
“Penjara kata dia hanya bisa memenjarakan fisiknya, tetapi bukan kemerdekaan hati dan pikirannya,” tegas Jamran. [AW/RMOL]