BANYUWANGI (Panjimas.com) – Forum Medis dan Aksi Kemanusiaan (Me-DAN) akan segera mempersiapkan bantuan psikologi bagi jamaah Masjid Baiturrahim, Cirebon, Jawa Barat pasca pembubaran paksa kajian bedah buku dan buka puasa bersama oleh aparat kepolisian Cirebon.
Sekjen Me-DAN, Ustadz Sunaryo mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak terlibat dengan kajian tersebut. Dia, membenarkan jika Masjid Baiturrahim, Cirebon menjadi sekretariat cabang Me-DAN Cirebon.
“Kita sebetulnya tidak ada hubungannya dengan kegiatan kajian tersebut, memang ada cabang Me-DAN di Cirebon di Masjid itu. Dan kita baru mengkoordinasikan dengan pengurus tersebut,” katanya saat dihubungi Panjimas.com, Ahad (18/6/2017).
Sunaryo menilai kejadian tersebut seharusnya tak perlu terjadi. Aparat penegak hukum justru melanggar hak kebebasan beribadah yang dijamin Undang Undang Dasar 1945.
“Ini sudah kelewatan aparat pemerintah, hampir setiap kegiatan berbau Islam ditindak. Saya melihat Negara ini justru sudah melanggar Undang Undangnya sendiri,” ujarnya.
Melalui Me-DAN Cirebon, pihaknya mengecam keras tindakan sewenang-wenang aparat dan Ormas yang ikut-ikutan melakukan pembubaran.
“Jelas ini kegiatan kebebasan beragama, saya mengecam keras kejadian ini,” imbuhnya.
Sunaryo menjelaskan bahwa kantor Me-DAN pada hari Ahad saat kejadian sedang tutup. Namun demikian pihaknya akan segera memberikan bantuan berupa trauma healing dan medis jika diperlukan. Sebab menurutnya, kejadian tersebut akan berdampak trauma pada jamaah Masjid Baiturrahim.
“Kami akan segera menghubungi pengurus Masjid, karena ini menimbulkan dampak keamanan, kenyamanan dan psikologi. Dari sisi medis kami akan membantu,” pungkasnya. [SY]