SOLO (Panjimas.com) – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Abdul Kharis Almasyhari mengatakan bahwa benih terorisme karena ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Hal ini dia katakan saat berbuka puasa bersama wartawan di Rumah Makan Padang “Sederhana” jalan Slamet Riyadi, Solo, Sabtu (17/6/2017).
“Saya melihat akar permasalahan terorisme adalah kesenjangan sosial dan ketidakadilan, bukan karena berangkat dari ideologi. Karena ideologi agama apapun tidak membenarkan terorisme,” katanya.
Politikus PKS (Partai Keadilan Sejahtera) asal Solo itu, mencontohkan teroris yang mencuat di Tamrin. Dengan alat media yang terus menampilkan setiap hari, menurutnya akan melemahkan sisi ekonomi dan pariwisata. Selain itu kata dia, benih terorisme akan muncul karena simpati sebab blow up yang berlebihan.
Abdul Kharis menilai penanganan terorisme akan lebih baik jika dengan penangkalan dengan pendekatan dan tidak mengintimidasi masyarakat.
“Cara-cara show dalam menangani terorisme seperti ini harus disudahi. Lakukan cara cerdas dengan melakukan penangkalan, karena jauh lebih baik,” ujarnya.
Terkait revisi Undang-undang anti Terorisme, Abdul Kharis enggan berkomentar karena masih dalam pembahasan yang belum diputuskan. “Karena itu belum putus ya jangan dikomentari dulu, nanti malah dipercepat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Abdul Kharis menilai jika aparat penegak hukum tidak bertindak adil justru akan memunculkan permasalahan berlanjut. Menurutnya masyarakat sudah bisa menilai sendiri apakah sudah mendapatkan rasa keadilan atau tidak.
“Ya anda lihat saja sendiri, nilai sendiri, kira-kira sudah adil atau belum. Apakah semuanya sudah adil atau belum?,” cetusnya. [SY]