JAKARTA (Panjimas.com) – Dalam pertemuan yang ke 8 kalinya, Presidium Alumni 212 yang dipimpin oleh Ustad Ansufri Idrus Sambo, kembali mengunjungi dan mendatangi kantor Komnas Ham di Jl. Latuharhary, Menteng Jakarta Selatan pada Jumat (16/6/2017).
Pada kesempatan itu Presidium meminta sekaligus mendengarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh pihak Komnas HAM terkait dugaan adanya kriminalisasi Ulama dan Aktivis pro demokrasi yang sampai saat ini masih ada yang dipenjara dan belum dibebaskan seperti ustadz Al Khaththath dan beberapa aktivis lainnya yang ditangkap karena pasal makar yang disangkakan kepada mereka.
“Kedatangan kami yang pertama adalah untuk mendengar dan menerima rekomendasi apa yang disampaikan oleh Komnas terkait dugaan kriminalisasi ulama dan aktivis. Berikutnya yang kedua adalah rekomendasi yang ada hendaknya disampaikan dan diberikan kepada bapak Presiden untuk penanganan langkah selanjutnya,” ujar Sambo.
Dalam kesempatan itu hadir perwakilan Komisoner Komnas antara lain Manager Nasution, Siane dan Anshori Sinungan.
Ustad Ansufri Idrus Sambo mengaku kecewa dengan sikap pemerintah yang terkesan menyepelekan pihaknya.
“Kami sangat kecewa terus terang saja setelah melihat para pembantu-pembantu presiden ini tidak memberikan respon positif terhadap tawaran dialog pada kami,” tutur Sambo.
Padahal, menurut Sambo, pihaknya dari awal ingin dilakukan adanya rekonsiliasi dengan pemerintah.
“Pemerintah itu harusnya yang bisa mengerti suara rakyat dan umat. Kami ingin dengan cara yang elegan, dialog dan konstitusional,” ungkapnya.
Kendati demikian, tawaran dari pihak Komnas HAM atau 212 tidak mendapat respon positif dari pemerintah, utamanya dari jajaran Menkopolhukam.
“Ini kalo dalam bahasa kami ini, kami dianggap ecek – ecek dan berarti sama saja seperti kami enggak dianggaplah,” keluhnya. [ES]