SRINAGAR, (Panjimas.com) – Sedikitnya 2 warga sipil tewas dibunuh tentara India di wilayah Kashmir, Jumat (16/06), menurut seorang pejabat kesehatan.
Menurut laporan pejabat kesehatan, yang berbicara secara anonim itu, Muhammad Ashraf yang berusia 22 tahun terbunuh sementara 6 korban lainnya menderita luka-luka saat tentara India melepaskan tembakan ke aksi demonstrasi pro-kemerdekaan di Kashmir Selatan, dikutip dari Anadolu.
Diantara 2 warga sipil yang teas itu termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun tewas, ketika pasukan India melepaskan tembakan ke sebuah aksi demonstrasi pro-kemerdekaan di Kashmir selatan.
Aksi demo tersebut diadakan di Desa Arwani. lokasi dekat sebuah tempat di mana pertempuran bersenjata antara pasukan India dan para pejuang Muslim Kashmir sedang berlangsung.
Menurut penduduk setempat, para pengunjuk rasa berusaha untuk memberikan perlindungan kepada para pejuang yang terlibat dalam pertempuran bersenjata itu dan berupaya membantu mereka melarikan diri.
Laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa seorang Komandan Laskar e-Taiba gugur dalam baku tembak tersebut.
Sebelumnya pada hari Jumat (16/06), Komandan Laskar-e-Taiba Junaid Matoo dikabarkan gugur dalam baku tembak dengan Angkatan Bersenjata India di daerah Arwani, Kashmir Selatan.
Warga sipil lainnya dari Bandipora, Nazir Ahmad, yang sebelumnya terluka dalam penembakan Kamis di Srinagar, juga menderita luka-luka pada hari Jumat (16/06).
Gerakan Anti-India dan Kemerdekaan Kashmir
Perasaan anti-India telah meningkat tajam terutama di Jammu Kashmir sejak pembunuhan seorang Komandan pejuang Kashmir yang populer pada Juli tahun lalu.
Pasca gugurnya komandan itu, ratusan ribu penduduk Kashmir segera turun ke jalan untuk menggelas aksi protes pro-kemerdekaan Kashmir.
Lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir, menurut sumber di Kepolisian, telah ditangkap karena berpartisipasi dalam aksi protes pro-kemerdekaan.
Setidaknya 100 warga sipil sejauh ini telah tewas dibunuh pasukan India selama bentrokan itu dan lebih dari 10.000 warga sipil Kashmir lainya menderita luka-luka, demikian menurut laporan Departemen Kesehatan, perhitungan ini dimulai sejak 8 Juli tahun lalu ketika kerusuhan pecah setelah seorang Komandan Muslim Kashmir dibunuh oleh pasukan India.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan berbagai bagiannya.
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China. [IZ]