SOLO (Panjimas.com) – Ustadz Syuhada Bahri, tokoh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mempertanyakan soliditas umat Islam pasca Aksi Bela Islam 411 dan 212, apakah masih solid? Hal ini untuk mengukur perjuangan Umat Islam di massa depan.
Saat memberikan tausiah pada acara sarasehan temu Ormas Islam dan Laskar Islam Solo Raya, di Gedung Islamic Center, Pabelan, Kartosuro, Sukoharjo-Solo, Ustadz Syuhada mengatakan perjuangan umat Islam tidak hanya pada batas fisik saja.
“Banyak kelompok-kelompok bahkan mengaku Islam pun tidak mendukung kita. Maka perjuangan apapun tidak mungkin hanya mengandalkan kemampuan fisik. Karena gerakan intel untuk memecah belah kekuatan kita, ini yang harus kita waspadai,” katanya, Rabu (14/6/2017).
Untuk membentuk kebersamaan umat yang solid, Ustadz Syuhada menekankan momentum saat ini harus dijadikan isu menjalin kekuatan ukhuwah Islamiyah. Musuh Islam tidak tinggal diam, mereka akan mengeluarkan manuver politik untuk menjatuhkan kredibilitas Ulama, tokoh Islam dan Islam.
“Marilah momentum kali ini, kita jadikan isu yang kuat. Kesadaran ini kalau tidak di maintenen akan mudah dipecah belah oleh musuh. Sangat boleh jadi, kita sekarang solid, karena manuver-manuver politik, kita dipilah-pilah kembali, diadu domba kembali,” ujarnya.
Sekarang ini, keberpihakan terhadap umat Islam sudah tidak ada, Ustadz Syuhada menilai arogansi penguasa mulai terlihat. Jika umat Islam hanya mengandalkan kemampuannya saja maka dipastikan akan gagal.
“Maka sering diadakan silaturahmi. Kalau muncul fitnah segera tabayyun jangan diumbar di WA atau sosmed. Dan Rekonsiliasi harus diawali dengan Ulama yang ditahan dibebaskan dulu,” tuturnya.[SY]