DOHA, (Panjimas.com) – Krisis baru-baru ini dalam hubungan antar- negara-negara Teluk Arab mulai mereda berkat usaha mediasi oleh Emir Kuwait, demikian menurut klaim seorang anggota senior keluarga Kerajaan Kuwait pada hari Kamis (15/06).
“Saya yakin badai ini akan berlalu dengan damai untuk keuntungan Dewan Kerjasama Teluk (GCC),” kata Sheikh Salem al-Ali al-Sabah, yang juga merupakan Kepala Garda Nasional Kuwait, seperti dikutip dari Al-Seyassah, pada hari Kamis 15/06).
Seiring bersama dengan Kuwait, GCC beranggotakan 6 negara termasuk Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Oman dan Bahrain.
Sheikh Salem menghubungkan terobosan diplomatik tersebut dengan upaya mediasi baru-baru ini oleh Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah.
“Tanggapan cepat Yang Mulia, [terhadap krisis Qatar] menunjukkan minat besar Emir untuk mencapai rekonsiliasi antara negara bersaudara ini,” kata Sheikh Salem seperti dikutip dari Al-Seyassah.
Krisis tersebut dimulai pada 5 Juni, ketika 5 negara Arab diantaranya Arab Saudi, Mesir, UEA, Bahrain dan Yaman – secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, serta menudingnya mendukung terorisme.
Mauritania menyusul segera setelahnya, sementara Yordania menurunkan level hubungan diplomatiknya dengan Doha.
Qatar, pada bagiannya, secara keras membantah tuduhan bahwa pihaknya adalah pendukung terorisme, dan menegaskan langkah diplomatik tersebut dengan mengisolasi Doha, “tidak dapat dibenarkan”.
Dalam upaya untuk menengahi krisi ini, Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah dalam beberapa hari terakhir telah mengunjungi Arab Saudi, UEA dan Qatar, di mana Ia telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin masing-masing negara tersebut.
Ditengah Krisis, Kesepakatan Jet Tempur F-15 Qatar-AS
Dalam perkembangan terkait pada hari Rabu (14/06), Qatar menandatangani kesepakatan senilai $ 12 miliar dollar untuk pembelian 36 jet tempur F-15 buatan A.S, demikian menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Qatar, Khalid al-Attiyah, yang saat ini sedang mengunjungi AS.
“Kesepakatan ini masuk dalam konteks komitmen jangka panjang Qatar untuk bekerja sama dengan teman dan sekutu kami di AS, dengan maksud untuk memperkuat hubungan militer dan kerjasama strategis dalam perjuangan melawan kekerasan dan ekstremisme,” demikian pernyataan Menhan Qatar, dikutip dari Anadolu.
Pengumuman tersebut bertepatan dengan kedatangan 2 kapal perang AS ke Qatar, di mana mereka akan berpartisipasi dalam latihan terjadwal dengan Angkatan Laut Kerajaan Qatar.[IZ]