MOGADISHU (Panjimas.com) — Somalia menegaskan pihaknya tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan mengisolasi negara Teluk Arab itu, demikian menurut seorang diplomat senior Somalia.
“Somalia telah mengambil posisi netral,” pungkas Abdi Halane Hirsi, juru bicara Kedutaan Somalia di Pretoria, seperti dilansir World Bulletin.
Hirsi yang juga menjabat sebagai Atase Kebudayaan itu emengatakan. “Kami tidak akan mengakhiri hubungan dipllomatik dengan Arab Saudi ataupun Qatar. Kementerian Luar Negeri kami mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyerukan adanya dialog untuk menyelesaikan masalah ini ”
Hirsi membantah laporan media yang mengatakan bahwa Arab Saudi telah menangguhkan bantuan sebesar $ 50 juta dolalr yang sebelumnya diajukan ke negara wilayah Tanduk Afrika itu, sampai Somalia memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
“Saya pikir itu adalah laporan media yang tidak berdasar karena Somalia sudah mengetahui posisinya mengenai masalah ini,” ujarnya pada hari Ahad.
Namun, seorang pejabat senior di Mogadishu mengklaim bahwa pihak berwenang Saudi telah berusaha untuk menekan Somalia untuk memutuskan hubungan dengan Qatar sejak Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik pada tanggal 5 Juni, serta menuding Doha mendukung terorisme.
Qatar segera membantah tuduhan tersebut, sementara posisi Doha didukung oleh Turki setelah negara tetangganya di Arab mengurangi hubungan transportasi dengan Doha dan memerintahkan warga Qatar untuk segera angkat kaki dari wilayahnya.
Pejabat Somalia, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan 6 Menteri Kabinet Somalia yang baru-baru ini mengunjungi Arab Saudi telah ditekan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Qatar atau Mogadishu akan kehilangan dana bantuan pembangunan.
“Saya pikir Somalia tidak akan memihak siapapun, atau menentang pemerintah Qatar karena kepentingan Somalia adalah persatuan dunia Islam,” kata pejabat tersebut.
Kementerian Luar Negeri Somalia mengeluarkan sebuah pernyataan pekan lalu yang menyerukan “semua negara bersaudara yang terlibat, ahrus segera menyelesaikan perbedaan melalui dialog, melalui Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).”
Somalia, juga merupakan anggota Liga Arab, pihaknya juga menawarkan bantuan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Beberapa ekonom khawatir bahwa Somalia, yang sangat bergantung pada ekspor ternak ke Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya, dapat menghadapi sanksi ekonomi dan politik jika meneruskan kebijakan netralitasnya.
Namun, pihak yang lain mengatakan bahwa Somalia telah mengadopsi sikap yang gigih untuk menunjukkan solidaritas dengan Turki, mitra pembangunan terbesarnya.
Turki telah menerbangkan pasokan makanan ke Qatar sejak blokade diberlakukan dan telah berjanji untuk mengirim pasukan untuk melatih gendarmerie [militer] Qatar.
Tokoh-tokoh pemerintah Turki telah berulang kali menyerukan diturunkannya tensi ketegangan dan mendorong tercapainya solusi diplomatik.[IZ]