SUKOHARJO (Panjimas.com) – Syeikh Abdurrahman Abu Zeid asal Palestina, mengatakan bahwa setiap hari tentara Yahudi bisa membunuh wanita dan anak-anak 2000 lebih dalam sehari. Usai Tarawih di Masjid Al Muhtadin, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, dia menyampaikan kondisi terkini Palestina.
“Setiap rumah pasti ada yang syahid ditangan Yahudi. Dan setiap rumah ada yang ditahan, terluka karena Yahudi. Merebut Masjidil Aqsa Palestina perlu tanggung jawab umat Islam semuanya namun tidak mungkin karena kondisi jarak. Setiap hari Yahudi bisa membunuh 2000 wanita dan anak-anak di Gaza,” katanya diterjemahkan Ustadz Ridho dari Sahabat Al Aqsa Indonesia, Selasa (13/6/2017).
Kondisi yang parah saat ini, Syeikh Abu Zeid menjelaskan bahwa setiap muslim yang diijinkan masuk untuk beribadah di Al Aqsa hanya wanita dan laki-laki umur 40 tahun ke atas. Mereka akan selalu dihinakan tentara Yahudi, dengan ditendang, dijegal, di dorong tanpa manusiawi.
“Dan Yahudi membatasi orang yang sholat di Masjidil Aqsa. Dan hanya laki-laki diatas 40 tahun ke atas, dan wanita yang diijinkan masuk ke Al Aqsa, dan mereka dihinakan oleh tentara Israel,” tandasnya.
Syeikh Abu Zeid sendiri tinggal di Yordania meninggalkan keluarganya yang ada di Jalur Gaza, demi menimba ilmu. Dan salah satu dari keluarganya telah Syahid karena keganasan bom-bom Yahudi. Namun demikian anak-anak remaja terus ditempa Al Quran dan latihan militer.
“Keadaan yang sulit pun, kami bisa melakukan latihan fisik dan militer, untuk melawan Yahudi digaris depan. Dan sebagian besar anak-anak sudah dilatih militer di kamp pelatihan, untuk meneruskan perlawanan terhadap Yahudi,” tuturnya.
Untuk itu, Syeikh Abu Zeid yang datang bersama 18 rekannya dalam agenda safari dakwah di seluruh Indonesia bersama Syeikh Palestina, berharap kepada umat Islam di Indonesia untuk selalu mendoakan muslim Palestina.
“Keluarga Palestina di sana hanya meminta muslimin di Indonesia membenahi Iman dan tauhid yang benar. Tidak mungkin Allah akan memenangkan agama kita jika kita tidak menolong agama Allah. Kami meminta doa, karena doa sebagai senjata terkuat umat muslim,” ucapnya.
Ulama muda kelahiran tahun 1993 itu berharap umat Islam khususnya jamaah Masjid Muhtadin, Ngruki tetap bersabar, terus berinfak dan menyelipkan doa diantara sholat kepada muslim Palestina.
“Selanjutnya mengajak berinfak, karena berjuang di jalan Allah harus dengan harta dan jiwa. Kenapa di dalam Al Quran Allah menyebut harta dulu baru jiwa, karena harta ini murah, kalau yang murah saja tidak bisa bagaimana dengan jiwa yang mahal. Khusus jamaah masjid Muhtadin kami berharap tetap bersabar dengan kondisi ini. Terus membantu dalam doa di setiap sholat,” pungkasnya. [SY]