JAKARTA (Panjimas.com) – Isu perpecahan pascapemilihan kepala daerah (pilkada) beberapa waktu lalu, membuat dua organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah berkomitmen untuk terus menjaga kondusivitas bangsa dari isu-isu yang dapat menimbulkan perpecahan.
“Kita sebagai dua ormas terbesar dapat melakukan upaya-upaya yang konstruktif agar situasi kehidupan kebangsaan ini makin kondusif,” ujar Sekretaris Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti usai menggelar pertemuan bertajuk Halaqah Kebangsaan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jakarta, Senin (12/6/2017).
Menurut Mu’ti, saat ini suasana masyarakat relatif lebih kondusif dari sebelumnya. Dia mensinyalir Ramadan menjadikan suasana lebih sejuk dibandingkan saat awal-awal pascapilkada. “Sekarang ini mungkin agak dingin karena puasa ya, tapi kita enggak tahu setelah puasa ini bagaimana,” kata Mu’ti.
Mu’ti berharap dengan pertemuan dua ormas terbesar di Indonesia ini menjadi contoh dan dapat mempererat persatuan di kalangan umat. “Insya Allah kalau ini (pertemuan) bisa dilakukan di level wilayah, daerah, cabang, insya Allah dua ormas ini akan mempunyai peran yang besar,” ucap Mu’ti.
Sekretaris Jenderal PBNU Helmi Faisal Zaini memastikan pertemuan semacam ini akan semakin rutin dilaksanakan kedua ormas. Menurut dia, pertemuan selanjutnya akan melibatkan petinggi kedua ormas. “Ini baru sekretaris umum, lapis kedua, nanti biar lapis pertama yang membicarakannya,” tutur Helmi. [Desastian]