LONDON, (Panjimas.com) – Sebanyak 3.506 warga Palestina telah terbunuh di Suriah sejak pecahnya perang saudara di negara itu pada tahun 2011, menurut sebuah LSM yang berbasis di London.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Ahad (04/06), Kelompok Aksi untuk Palestina di Suriah, Action Group for Palestinians of Syria (AGPS) menyatakan bahwa 462 perempuan Palestina termasuk di antara 3.506 korban jiwa itu.
Lebih lanjut AGPS mengatakan bahwa lebih dari 1.603 pengungsi Palestina, termasuk 99 perempuan, kini tetap ditahan oleh penguasa rezim Syiah Nusairiyah, Bashar al-Assad.
Menurut LSM tersebut, sekitar 196 pengungsi Palestina meninggal dunia karena kekurangan gizi dan buruknya perawatan medis, dikutip dari World Bulletin.
Lebih dari 85.000 pengungsi Palestina telah meninggalkan Suriah menuju ke Eropa pada akhir 2016, kata Action Group for Palestinians of Syria (AGPS) .
Menurut perkiraan PBB, sekitar 450.000 pengungsi Palestina saat ini masih tinggal di Suriah masih yang berkecamuk dan dilanda peperangan berkepanjangan itu.
Didirikan pada tahun 2012, AGPS adalah lembaga pengawas hak asasi manusia yang memantau situasi pengungsi Palestina di Suriah.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]