JAKARTA (Panjimas) – Beberapa waktu lalu, Rabu (7/6/2017) Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik sejumlah tokoh nasional menjadi Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Pelantikan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta.
Tokoh nasional yang dilantik adalah Presiden kelima Indonesia yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, dan pakar hukum tata negara sekaligus mantan Ketua MK, Mahfud MD.
Tokoh lainnya adalah Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Pdt. Andreas Anangguru Yewangoe, serta Mayjen TNI (Pur) Wisnu Baya Tenaya dan Sudhamek.
Nama-nama tersebut dibacakan oleh protokoler Istana. Adapun Kepala UKP-PIP ditunjuk Peneliti Pusat Studi Islam, Yudi Latief. Pelantikan Kepala dan sembilan orang pengarah berdasarkan Keppres Nomor 31/M/2017 tentang pengangkatan pengarah dan Ketua UKP-PIP.
Pelantikan dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja dan pimpinan lembaga. Mereka adalah Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharini, serta Menteri Sekreratis Negara (Mensesneg) Pratikno.
Sementara pimpinan lembaga yang hadir adalah Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang. Hadir juga Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Ketua Bekraf Triawan Munaf, Ketua MA Hatta Ali, Ketua KPU Arief Budiman, Ketua MK Arief Hidayat, serta Kepala BIN Jenderal Pol Budi Gunawan.
Sementara dari unsur partai yang hadir adalah Ketua Umum PPP Romahurmuziy, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Pada kesempatan itu Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga turut hadir.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengakui, sempat dihubungi dua menteri Kabinet Kerja terkait pembentukan Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
Kedua Menteri Kabinet Kerja itu adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan pada awal tahun lalu. Kala itu, Luhut menyampaikan permintaan Presiden untuk pendirian sebuah lembaga khusus merawat Pancasila.
Din mengaku dihubungi Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno untuk membicarakan perkara yang sama. Nama Din sebagai salah satu kandidat dewan pengarah UKP-PIP pun beredar ke publik. Namun demikian, dalam acara pelantikan dewan pengarah UKP-PIP yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, nama Din tidak muncul.
Din Syamsudin pun batal mengisi komposisi Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Posisi Din digantikan oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj.
Kepala UKP-PIP, Yudi Latief mengungkapkan alasan Din Syamsudin batal bergabung dalam Dewan Pengarah UKP-PIP. Menurutnya, Din Syamsuddin mempunyai kewajiban lain. “Karena Pak Din akan diberi tugas lain oleh presiden,” ujar Yudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/6/2017) lalu.
Dia menuturkan, selain dibentuk UKP-PIP, pemerintah juga berencana membentuk Dewan Kerukunan Nasional. Menurutnya Dewan Pertimbangan MUI akan ditempatkan Presiden di lembaga tersebut.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon akan mengawasi kinerja Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Pasalnya, UKP-PIP dianggapnya tak jauh berbeda dengan Badan Pembinaan, Pendidikan, Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di era Presiden Soeharto.
“Jadi target apa yang diharapkan pemerintah nanti akan kita tanyakan,” ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/6/2017) lalu.
Sebab kata Fadli Zon, semangat pemerintah adalah efisiensi anggaran. “Kan semangat dari pemerintah itu tidak mau terlalu banyak badan atau dewan yang kinerjanya kurang efektif atau enggak jelas. Nanti outputnya kemana, kita lihat lah,” papar politikus Partai Gerindra ini. (desastian)