SOLO (Panjimas.com) – Muhammad Taufik and Partner (MT&P) mengundang sejumlah kalangan untuk berbuka puasa bersama Alumni 212 bertema “Kami Cinta NKRI”, di gedung Dewan Koperasi Pimpinan Daerah (Dekopinda), jalan Kawung 1, Sondakan, Laweyan, Solo, Kamis (8/6/2017).
Muhammad Taufik, SH membuka rahasia mengapa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menjadi bidikan pemerintah untuk dibubarkan. Dia mengatakan upaya itu berawal dari kedatangan Amin Rais bersama Habib Riziq Shihab di Markas HTI.
“Karena pak Amin Rais bersama Habib Riziq mendatangi markas HTI. Yang mereka sampaikan apa? Ini secara jujur saya sampaikan, kalau ente ini berdiri diatas HTI mengumpulkan massa kalau tidak turut di dalam pilkada maka Ahok akan menang,” kata penulis buku “Densus dan Terorisme Negara”.
Pengacara yang pernah menangani kasus Bom Bali ini menjelaskan saat bertemu jubir HTI, Ismail Yusanto, menilai jika massa HTI menyambut seruan Ulama kemenangan Pilkada Jakarta semakin besar. Infiltrasi massa HTI sudah menyebar ke Kepulauan Seribu. Dan dakwah HTI bisa diterima masyarakat.
“Sampai munculnya video itu, ini saya buka rahasianya saja, video pertama kali muncul disuarakan oleh mahasiswa psikologi Universitas Indonesia, itu ternyata kadernya HTI, hampir di semua tempat bahwa Ahok itu melanggar hukum, jangan milih Ahok,” ujar Taufik.
Untuk itu, wajar kalau HTI berusaha untuk dibubarkan pemerintah. Taufik menyoroti bahwa pemerintah saat ini sedang dikelola LSM (Lembaga Sosial Masyarakat), maka mereka lupa, tidak gampang membubarkan organisasi masyarakat (ormas) yang resmi berdiri. Harus dengan UU no 17 tahun 2013 syarat pembubaran ormas harus diberi peringatan dahulu.
“Kenapa Amin Rais diburu, HTI diburu, dan Habib Rizieq diburu? Jadi persoalannya itu, dimulai dari ide mencetuskan itu” tandasnya. [SY]