SOLO (Panjimass.com) – The Islamic Study and Action Center (ISAC) mendesak Koordinator Loyalis Jokowi, Sukardiman Sungkono mencari kebenaran (tabayyun) ke Pondok Modern Gontor. Pasalnya Sukardiman menuduh, KH Hasan Abdullah Sahlan, pimpinan Gontor menyebar kebencian dan provokatif.
Sekjen ISAC, Endro Sudarsono menjelaskan bahwa yang diterangkan KH Sahlan mengajak umat Islam tidak mendukung penista agama. Menurut dia, hal ini tidak sekedar dikotomi pada umat Islam saja.
“Secara mudah sholat syaratnya menutup aurat, maka sholat tidak menutup aurat maka sholat batal. Artinya tidak menutup aurat dalam sholat menjadi sebab batalnya ibadah sholat tersebut. Dalam perspektif iman, seseorang yang tidak marah jika agamanya diganggu maka ia ibarat binatang,” jelas Endro.
Endro membenarkan bahwa dalam keilmuan bahwa jika seseorang yang beragama Islam, dengan Al Quran sebagai kitab sucinya jika kemudian Al Quran dilecehkan ataupun agamanya dihina maka selayaknya ia keberatan.
“Bahkan marah pun wajar, kami yakin agama apapun akan marah jika agama dan keyakinannya diganggu,” imbuhnya.
Untuk itu, ISAC meminta loyalis Jokowi itu melakukan tabayyun, mencari kebenaran dengan bertemu langsung KH. Hasan.
“Dalam konteks inilah Sukardiman perlu tahu dasar dan alasan pidato KH. Hasan, mungkin penjelasan beliau lebih lengkap. Satu hal lagi bahwa kita jangan sampai diadu domba hanya karena membela para pihak yang salah,” tuturnya.
Sementara itu, diberitakan Suara Nasional, bahwa Sukardiman Sungkono mengalami stroke setelah terjatuh di kamar mandi. Keterangan tersebut disampaikan Kurniawan Gema Sukarno, anak Sukardiman Sungkono melalui email.
“Ayah jatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri, masuk ICU dan pemeriksaan dokter stroke,” jelas Kurniawan. [SY]