JAKARTA (Panjimas.com) – Presiden RI Joko Widodo resmi melantik Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri sebagai pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP), di Istana Negara Jakarta, Rabu (7/6). Bersama Megawati, Jokowi sapaan akrab Kepala Negara, juga melantik delapan orang pengarah KP PIP lainnya.
Yaitu, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, KH Ma’ruf Amin, Prof Mahfud MD, Prof Syafii Maarif, KH Said Aqil Siradj, Prof Andreas Anangguru Yewangoe, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya dan Sudhamek.
Selain jajaran pengarah, Jokowi juga mengambil sumpah pelantikan Yudi Latif sebagai Kepala UKP PIP.
Namun, putri proklamator Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri mengkhawatirkan, lembaga UKP-PIP bisa membuat tafsir di luar pemahaman ajaran Bung Karno, dan akhirnya, sambung Rachma, yang dikataan Bung Karno bahwa Soekarno is to kill Soekarno menjadi kenyataan.
Rachma juga menyoroti peranan Megawati Soekarnoputri yang di lembaga itu menjadi pengarah.
Dia mengingatkan, Mega sudah pernah menciderai ajaran Bung Karno, yakni dengan membiarkan dan merestui amandemen terhadap UUD 1945 dari tahun 1999 hingga 2002. Akibatnya, konstitusi yang berlaku sekarang memiliki semangat yang berbeda dengan semangat Pancasila.
“Kini kita terjebak pada konstitusi yang menghalalkan fundamentalisme pasar, membiarkan rakyat tanpa perlindungan negara, yang miskin dan tertindas semakin banyak,” katanya lagi seperti dilansir RMOL.co.
Belum lagi, saat MPR RI dipimpin oleh almarhum suami Mega, Taufik Kiemas, dimulailah kampanye yang menempatkan Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Kampanye ini, sebut Rachma, keliru besar, karena seharusnya Pancasila ditempatkan sebagai dasar negara yang menjiwai seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. [AW/RMOL]